Faktor biologis juga memainkan peran dalam bagaimana pria dan wanita mengekspresikan emosi mereka. Pria cenderung memiliki kadar hormon testosteron yang lebih tinggi, yang dapat menekan ekspresi emosional seperti menangis.
Sebaliknya, wanita memiliki kadar hormon estrogen yang lebih tinggi, yang dapat membuat mereka lebih mudah mengekspresikan emosi melalui tangisan.
Baca Juga:
Psikologi Pasca Putus: Mengapa Pria Kesulitan Melupakan Mantan Kekasih?
Selain itu, faktor psikologis seperti pendidikan, lingkungan sosial, dan pengalaman hidup juga mempengaruhi bagaimana seseorang mengekspresikan emosinya.
Pria yang dibesarkan dalam lingkungan yang mendukung ekspresi emosional cenderung lebih nyaman menangis dibandingkan dengan mereka yang dibesarkan dalam lingkungan yang menuntut ketegaran emosional.
Studi Kasus dan Pengamatan
Baca Juga:
Pria ini Ungkap Ketidakpuasan Biaya Instalasi PDAM ke Rumahnya di Simanindo Sakkal Mencapai Rp 10 Juta
Beberapa kasus dan pengamatan menunjukkan bahwa tangisan pria sering kali dihubungkan dengan momen-momen emosional yang sangat intens, seperti kehilangan orang yang dicintai, kegagalan besar, atau kebahagiaan luar biasa.
Misalnya, dalam situasi olahraga, air mata pria saat meraih kemenangan besar atau mengalami kekalahan tragis sering kali disambut dengan empati yang luar biasa dari penonton.
Ini menunjukkan bahwa air mata mereka dianggap sebagai ekspresi yang sangat jujur dan murni dari perasaan terdalam mereka.