Meski demikian, subyek penelitian tidak punya jawaban pasti ketika ditanya bagaimana mereka bisa menebak dengan benar.
"Kalau ditanya kenapa, mereka tidak tahu. Mereka tidak menyadari bagaimana mereka bisa menebak dengan benar," kata Bjornsdottir.
Baca Juga:
Raut Wajah Kesedihan Warga Pinangsori, Cerita Tentang Kerugian Akibat Kecelakaan Trans Conteint
Para peneliti lalu melakukan studi lebih lanjut dengan memperbesar fitur wajah. Mereka menemukan bahwa subjek masih bisa menebak dengan benar ketika mereka hanya melihat mata dan mulut.
Para peneliti menyimpulkan bahwa hal ini kemungkinan terjadi karena pola emosi dapat terlihat di wajah seseorang dari waktu ke waktu. Kontraksi otot-otot tertentu dapat menyebabkan perubahan struktur wajah yang dapat dilihat orang lain.
"Seiring waktu, wajah Anda secara permanen mencerminkan dan mengungkapkan pengalaman Anda. Bahkan ketika kita berpikir kita tidak mengekspresikan sesuatu, ekspresi emosi itu masih ada di sana," ungkap Rule. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.