WAHANANEWS.CO, Jakarta - Perselingkuhan bukan sekadar kesalahan sesaat, bagi sebagian orang, ini bisa menjadi pola berulang yang sulit dihentikan.
Mereka terus mencari celah, menikmati ketegangan, dan merasa puas ketika berhasil merahasiakan hubungan gelapnya.
Baca Juga:
Lisa Mariana Klaim Tak Lagi Terima Nafkah Anak dari Ridwan Kamil Selama 8 Bulan
Tapi mengapa ada orang yang tampaknya tak bisa berhenti selingkuh, bahkan setelah ketahuan? Apakah ini hanya soal kesempatan, atau ada faktor psikologis yang lebih dalam?
Sensasi Terlarang yang Memicu Dopamin
Beberapa orang selingkuh bukan karena mereka tidak mencintai pasangannya, tetapi karena mereka kecanduan sensasi yang ditimbulkan.
Baca Juga:
Terbakar Api Cemburu, MN Rela Datang ke Bali Untuk Habisi Selingkuhan Isterinya
Menurut penelitian di bidang psikologi, perselingkuhan bisa memberikan dorongan dopamin yang sama seperti yang dirasakan pecandu saat berjudi atau menggunakan narkoba.
Ketegangan, kebohongan, dan perasaan "tertangkap basah" justru bisa menambah kesenangan bagi mereka.
Sensasi ini membuat mereka terus mengulangi perilaku yang sama, meskipun tahu konsekuensinya bisa menghancurkan hubungan.