WahanaNews.co, Jakarta - Menjawab panggilan telepon asing hanya dengan sapaan singkat selama sekitar 3 detik dilaporkan dapat mengarah pada modus penipuan suara yang menggunakan kecerdasan buatan (AI).
Di Korea Selatan, penipuan voice phishing melalui telepon yang meniru suara anggota keluarga dengan bantuan AI sedang marak dan telah menyebabkan banyak korban.
Baca Juga:
Kemendikdasmen Siapkan Generasi Emas Lewat Pelajaran AI dan Coding di SD
Menurut laporan dari Asia Kyungjae pada Sabtu (20/7/2024), untuk menjalankan aksinya, pelaku akan menelepon dan merekam suara korban.
Biasanya, pelaku akan menelepon dan tetap diam sampai korban, yang menjawab panggilan, mengucapkan beberapa kata.
Sampel rekaman singkat, bahkan hanya sapaan seperti "Halo, siapa ini?" dapat diolah oleh Deep Voice AI menjadi kalimat lengkap untuk menipu orang lain.
Baca Juga:
Bisa Jadi Saingan Google, Meta Kembangkan Mesin Pencari AI Sendiri
"Dengan menggunakan suara yang dipelajari, pelaku dapat meminta keluarga atau teman Anda mengirim uang dengan alasan darurat seperti kecelakaan lalu lintas," ujar Professor Cho Sooyoung dari Sookmyung Women's University.
Perusahaan antivirus komputer McAfee menyatakan bahwa gaya bicara dan kalimat seseorang dapat ditiru hanya dengan menggunakan sampel suara selama 3 detik.
Pakar keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya, mengakui sulitnya mencegah penggunaan suara untuk AI.
"Terutama jika Anda adalah figur publik dengan banyak rekaman video atau suara yang tersedia, hal itu bisa digunakan untuk mendapatkan sampel suara AI," ujarnya, melansir Kompas.com, Senin (22/7/2024).
Alfons mengungkapkan, saat ini kecerdasan buatan memang mampu mereplikasi suara seseorang hanya dengan modal sampel selama 3 detik.
Namun, hasil rekayasa dari sedikit sampel tersebut biasanya masih terlihat kurang sempurna dan jauh dari suara aslinya.
Sebaliknya, semakin banyak sampel suara yang tersedia, semakin sempurna pula suara palsu yang dihasilkan.
"Membedakan suara asli dan tiruan semakin lama semakin sulit, karena kemampuan AI untuk memalsukan gambar dan suara semakin sempurna," ujarnya.
Oleh karena itu, Alfons mengingatkan masyarakat untuk tidak langsung mengikuti perintah saat menerima telepon dari nomor asing.
Menurutnya, sangat penting untuk melakukan verifikasi sebelum menuruti permintaan dari pihak yang tidak dikenal.
Sebagai contoh, jika menerima panggilan dari seseorang yang suaranya mirip anggota keluarga dan mengabarkan bahwa mereka mengalami kecelakaan serta meminta uang, jangan langsung mengirimkan uang tersebut. Pastikan untuk memverifikasi dengan menghubungi anggota keluarga yang bersangkutan.
"Jika menerima telepon dan diminta untuk mentransfer uang atau melakukan tindakan penting lainnya, harus selalu melakukan verifikasi ulang," sarannya.
Cara menghindari voice phishing menggunakan AI
Sementara itu, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha, menjelaskan bahwa pembuatan suara AI dengan menggunakan sampel suara korban dari panggilan telepon secara teknis memang bisa dilakukan.
Namun, jika hanya mengangkat telepon dalam waktu singkat, seharusnya sampel data tersebut belum cukup untuk membuat narasi menggunakan AI.
"Meskipun Microsoft melalui program AI bernama VALL-E mengklaim mampu membuat narasi suara hanya dengan menggunakan sampel suara selama tiga detik, tim peneliti dari Microsoft juga menyatakan bahwa sistem tersebut masih jauh dari sempurna," terangnya, melansir Kompas.com, Senin (31/7/2023).
Salah satu kekurangannya adalah dalam penggunaan bahasa tertentu yang memiliki aksen khusus.
Suara kecerdasan buatan yang dihasilkan juga masih terdengar terbata-bata, seperti robot, atau bahkan tidak terdengar sama sekali.
Pratama menyarankan beberapa langkah agar tidak menjadi korban kejahatan dengan modus suara kecerdasan buatan.
Pertama, hindari mengangkat panggilan dari orang tidak dikenal dan gunakan aplikasi tambahan untuk mengidentifikasi nomor asing seperti Truecaller atau Getcontact untuk melacak identitas penelepon.
Kedua, cobalah menyalakan fitur "bisukan penelepon tidak dikenal" pada WhatsApp dengan cara:
Masuk ke menu "Pengaturan" dan pilih "Privasi".
Klik "Panggilan" dan gulir halaman ke bawah
Pilih "Bisukan Penelepon Tidak Dikenal" untuk mengaktifkan fitur tersebut.
Ketiga, jika harus mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenal, cobalah menggunakan aplikasi pengubah suara (voice changer) yang akan mengubah suara aslimu.
Keempat, segera konfirmasi ulang kepada saudara atau rekan kerja jika mereka menelepon dan meminta bantuan uang.
"Ini penting untuk memastikan bahwa identitas penelepon dan informasinya benar," tambahnya.
Sementara itu, Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Korea Selatan sedang mendorong pengembangan teknologi untuk memberi watermark atau tanda pada suara.
Bekerja sama dengan perusahaan Amerika, Resemble AI, teknologi ini membantu menganalisis gelombang suara.
Nantinya, teknologi tersebut secara otomatis akan membedakan suara dengan gelombang yang berbeda atau hasil rekayasa AI, meskipun terdengar sama di telinga manusia.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]