Gerhana
Bulan sendiri adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak
semuanya sampai ke Bulan.
Peristiwa
yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi,
dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi
sebelumnya.
Baca Juga:
BMKG Beri Peringatan ke Sejumlah Wilayah, La Nina Mulai Menggeliat
Gerhana
Bulan Penumbra terjadi saat posisi Bulan-Matahari-Bumi tidak persis sejajar.
Hal ini membuat Bulan hanya masuk ke bayangan penumbra Bumi. Akibatnya, saat
gerhana terjadi, bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama.
Dijelaskan
Thomas Djamaluddin, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), karena
proses perubahan pada Gerhana Bulan Penumbra hanya terjadi pada intensitas
cahaya Bulan saja, maka pengamatan harus dibantu dengan alat pengukur cahaya.
Artinya,
proses terjadinya Gerhana Bulan Penumbra tidak bisa dilihat dengan kasat mata,
karena efek yang terjadi hanya peredupan pada cahaya Bulan.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Gerhana
Penumbra
hanya bisa disaksikan menggunakan alat bantu pengukur cahaya, di mana fase-fase
gerhana baru bisa dikenali. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.