WahanaNews.co | Dear David menjadi salah satu film Indonesia yang paling banyak dibahas sepanjang bulan ini.
Film ini memicu perbincangan di media sosial karena mengangkat kisah pencarian jati diri dengan menyentuh topik-topik yang tabu.
Baca Juga:
Dibintangi Bulan Sutena dan Kiesha Alvaro, Film Eva Pendakian Terakhir Tayang di Bioskop Mulai 16 Januari 2025
Netizen ramai-ramai melontarkan komentar soal film tersebut, mulai dari yang bernada positif hingga kritik pedas.
Beragam reaksi itu tak lepas dari penulisan cerita Dear David yang berlatar tentang kehidupan remaja SMA.
Cerita film ini berangkat dari ide Winnie Benjamin, penulis muda yang bergabung dalam tim penulisan skenario Dear David.
Baca Juga:
Film Laga Komedi Jackie Chan "Panda Plan" Tayang di 30 Bioskop Amerika Utara
Film ini bermula dari ide untuk membuat cerita tentang fantasi seorang pelajar.
Winnie kemudian mengembangkan ide tersebut menjadi tiga jenis cerita, hingga akhirnya Muhammad Zaidy selaku produser tertarik untuk mengangkat kisah Laras (Shenina Cinnamon) dan David (Emir Mahira).
"Awalnya saya yang punya ide untuk membuat cerita tentang seorang remaja yang suka menulis fantasinya tentang cowok yang disukainya," tutur Winnie, dilansir dari CNN, Sabtu (18/2/23).
"Waktu itu kami sedang ingin membuat sebuah cerita untuk young female audience. Lalu saya buat tiga opsi cerita, semuanya tentang remaja perempuan, dan Mas Eddy paling tertarik sama yang ini," lanjutnya.
Cerita itu kemudian dikembangkan bersama satu tim penulis yang terdiri dari Winnie, Zaidy, dan Daud Sumolang. Mereka mengembangkan cerita ini dalam waktu yang cukup lama, yakni selama pandemi.
Winnie juga sempat melakukan riset untuk pendalaman cerita. Salah satunya berbincang dengan remaja SMA untuk menyesuaikan cerita Dear David.
Ia pun mengakui tantangan yang dihadapi selama mengerjakan cerita Dear David berkaitan dengan relevansi dengan kondisi anak muda masa kini.
Winnie pun berupaya menggarap cerita ini sehingga mencakup berbagai keresahan anak muda.
"Waktu menulis ceritanya, kami melakukan sedikit riset dengan mengobrol bersama anak-anak SMA untuk memastikan kalau topik ceritanya relevan dengan anak-anak SMA zaman sekarang," ucap Winnie.
"Tantangan terbesar saat menulis film ini adalah menangkap keresahan remaja, tidak cuma zaman sekarang tapi juga remaja pada umumnya," lanjutnya.
Winnie juga tidak menampik sejumlah bagian dalam cerita ini berasal dari pengalaman pribadi. Ia menyelipkan berbagai keresahan dan pengalaman Winnie ketika masih remaja untuk memperkuat konteks cerita.
Ia pun mengakui pengalaman pribadinya semasa remaja turut memengaruhi kisah Laras dan David dalam film ini, meski tidak sama persis dengan apa yang dia alami.
"Rata-rata semua karya yang saya buat terinspirasi dari kehidupan pribadi," ucap Winnie.
"Meski ceritanya tidak persis seperti yang saya alami dalam kehidupan sendiri, banyak aspek dari kehidupan saya, seperti keresahan-keresahan saya pada saat remaja, yang mempengaruhi cerita," lanjutnya.
Hingga kemudian cerita itu terus berkembang sampai akhirnya dirilis dalam format film. Dear David secara garis besar mengisahkan pencarian jati diri para remaja yang memiliki masalah dan keresahannya masing-masing.
Kisah itu berpusat kepada Laras (Shenina Cinnamon), murid cemerlang pemegang beasiswa yang begitu berprestasi. Meski begitu, Laras sesungguhnya menyimpan rahasia yang dijaga rapat.
Ia memiliki blog rahasia berisi tulisan-tulisan fantasi terhadap David (Emir Mahira) murid populer di sekolah.
Hingga suatu ketika itu berubah menjadi petaka ketika blog Laras terbongkar dan kisah-kisahnya dibaca seluruh murid sekolah.
Tonton film Dear David hanya di Netflix. [ast]