Ketika melihat Dudung menyelonong masuk tanpa melapor, penjaga itu geram. Ditendanglah kue-kue yang dibawa Dudung hingga berhamburan. Sebanyak 50 biji kue dagangan itu berhamburan. Dengan perasaan kaget campur sedih, dalam hati dan pikiran Dudung terlintas rasa kesal dan dendam pada tentara yang telah berlaku semena-mena itu.
"Di situ saya bilang, awas nanti saya jadi perwira. Di situ saya bangkit pengin jadi tentara. Awalnya di situ, padahal dulu cita-cita saya pengin kuliah," kata Dudung.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Rupanya, dendam pada tentara itulah yang mengantarkan mantan Gubernur Akademi Militer (Akmil) itu, untuk masuk jadi tentara.
"Di situ saya berpikir, ini orang jangan semena-mena sama rakyat kecil. Itu enggak boleh," katanya.
Lulus SMA pada 1985, Dudung mendaftar ke Akabri dan lulus pada 1988 dengan pangkat Letnan Dua. Tugas pertamanya di Dili, Timor Timur.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Kemudian, pada 1993 ia ditugaskan ke Bali. Dari Bali, Dudung pindah ke Bandung. Dudung beberapa kali berpindah kota. Bahkan, ia pernah dikirim menjadi tim penjaga perdamaian di Filipina Selatan. Selama 2018 hingga pertengahan 2020, Dudung menjabat Gubernur Akmil.
Karir militernya terus moncer hingga jadi Panglima Kodam Jaya dan kini Pangkostrad. Dudung si penjual kue klepon yang pernah merasakan perlakuan tidak menyenangkan dari tentara itu, kini soerang perwira tinggi militer. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.