Meskipun jenazah itu dipikul oleh Tomi dengan kepala yang menggantung di bahunya, pipi Tomi tak sengaja terkena jenazah tersebut.
Meski begitu, Tomi mengakui bahwa ia sudah tidak merasa takut. Fokus dia sepenuhnya tertuju pada upaya penyelamatan korban yang sedang ia bawa.
Baca Juga:
Awas! Gunung Ibu Siaga Level III, Semburkan Api dan Abu
Terkait dengan peristiwa tubuh korban yang tiba-tiba bergerak, Tomi menduga bahwa hal tersebut bisa disebabkan oleh keluarnya gas dari bagian perut korban saat tubuhnya diangkat.
"Perutnya mungkin kosong, ada angin keluar, jadi ada gerakan," ujarnya.
Setelah berhasil membawa beberapa jenazah turun dari gunung, pakaian yang dipakai oleh Tomi menjadi terkena noda darah. Namun, Tomi enggan untuk membuang pakaian tersebut mengingat situasi di desanya yang tidak memungkinkan untuk membeli pakaian baru. Sebagai gantinya, Tomi memutuskan untuk mencuci pakaian bekas pakai yang terkena darah korban, walaupun bercak dan aroma darah sulit untuk dihilangkan.
Baca Juga:
Enam Gunung Api Berstatus Siaga dan Awas, Badan Geologi Peringatkan Bahaya Erupsi
"Sayang kalau dibuang, kalau di kampung kan susah belinya," katanya.
Gunung Marapi di Sumatera Barat, masih terus mengalami erupsi. Letusan terakhir terjadi Kamis (14/12/2023) sekitar pukul 08.11 WIB, dengan tinggi kolom abu mencapai 500 meter lebih di atas puncak.
"Betul. Masih erupsi. Terakhir teramati pukul 08.11 WIB, dengan tinggi kolom abu 500 meter lebih dari atas puncak," kata Ahmad Rifandi, Kepala Pos Pengamatan Gunung Marapi.