WahanaNews.co | Sejak
pandemi melanda, bisnis restoran yang menjadi salah satu sektor yang terpukul
hingga saat ini. Waralaba KFC di Indonesia sempat menutup sementara gerai, memotong
gaji pekerja, merumahkan pekerja, hingga mengalami rugi besar, sampai didemo
pekerjanya.
Baca Juga:
Fakta-fakta Unik KFC yang Belum Banyak Diketahui Konsumen
Bagaimana dengan bisnis resto lainnya?
Jawabannya sama saja. Meski sudah memasuki bulan puasa yang
biasanya dibarengi dengan permintaan yang meningkat, namun jumlah restoran yang
tutup kian bertambah setiap harinya.
Pada September 2020 lalu, Persatuan Hotel dan Restoran
Indonesia (PHRI) sempat membuat survey yang menyatakan jumlah restoran yang
tutup permanen mencapai 1.100.
Baca Juga:
Tim Basket SMA BPK Penabur Cirebon Kawinkan Gelar Juara Honda DBL with KFC 2022 West Java Series
"Belum ada yang mau buka lagi, artinya sekarang
prediksi saya sudah bertambah jadi 1.600-an lah restoran di mal dan luar mal
se-Jakarta, keadaan seperti ini bukannya membaik tapi nggak ada pergerakan,
sales nggak tumbuh, flat. Kuenya tambah kecil," kata Wakil Ketua PHRI
bidang Restoran Emil Arifin, beberapa waktu lalu.
Ia bilang mengecilnya kue karena banyak pelaku usaha baru
yang membuka bisnis di bidang makanan dan menjualnya secara online. Bahkan
banyak juga mantan pegawai restoran yang mulai menjalankan bisnis lain. Mereka
membuka usaha karena sudah tidak lagi bekerja di restoran dan berbisnis demi
bertahan hidup.
"Ada juga saya diajak, datang saja Pak ke tempat saya,
sekarang jual nasi goreng. Memang masih kecil-kecil tapi mereka bisa makan dari
hasil jualan di hari itu, jadi nggak usah mencari (kerja) lagi," katanya.
Emil bilang banyaknya pegawai yang terkena pemutusan
hubungan kerja (PHK) karena pelaku usaha sudah tidak kuat lagi menahan beban
biaya pegawai. Demi bisa bertahan, banyak pelaku usaha restoran yang akhirnya
memilih menutup banyak gerai dan membuka sebagian restoran yang dinilai paling
prospek.
"Ada beberapa teman awalnya punya 22 restoran, sekarang
tinggal 11 restoran. Ada yang mulanya 25 restoran, sekarang 8 restoran, banyak
yang menurunkan. Karena susah nggak ada pengunjungnya, menu dikurangi, orang
atau pegawai juga dikurangi, nggak bisa kalau nggak dikurangi," jelas
Emil. [qnt]