Ia menegaskan bahwa keterlibatan emosional orang tua, terutama ayah, jauh lebih penting untuk masa depan anak dibandingkan sekadar pencapaian ekonomi semata.
"Sosok ayah berperan besar dalam pembentukan kepribadian, penguatan nilai-nilai, serta persiapan anak dalam menghadapi masa depan," tambahnya.
Baca Juga:
Kolaborasi PLN IP dan BKKBN Jabar Dorong Peningkatan Kompetensi ’Tamasya’
Menanggapi hal ini, pengamat sosial dari Universitas Padjadjaran Domy Sokara menilai fenomena fatherless di Indonesia sudah masuk kategori darurat sosial.
"Jika 8 dari 10 anak tumbuh tanpa kelekatan emosional dengan ayah, maka jangan kaget jika kita menuai generasi yang rapuh, mudah terombang-ambing, dan kehilangan arah dalam menentukan identitasnya," ujar Domy.
Ia menegaskan bahwa peran ayah tidak bisa hanya digantikan dengan materi.
Baca Juga:
Pemkab Bekasi Dukung Gerakan Ayah Teladan, Dorong Keterlibatan Emosional Ayah dalam Keluarga
"Ketika ayah absen secara emosional, maka anak-anak akan mencari figur pengganti di luar rumah, entah di media sosial, kelompok pertemanan, atau bahkan konten-konten yang berbahaya," tegas Domy.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.