Perajin bata merah di dekat lokasi situs, Puji Wahyudi (49) mengatakan struktur bata merah kuno di kebun milik Mukid sejatinya ditemukan sejak 1986 silam. Kala itu, Kadar, warga Desa Klinterejo menyewa lahan tersebut untuk digali dan diolah menjadi bata merah.
"Karena ada bata kunonya, almarhum Gus Kadar saat itu tidak melanjutkan menggali tanah ini untuk bata merah," kata Puji kepada wartawan sembari menunjukkan struktur kuno di kebun pisang milik Mukid, Rabu (29/9/2021).
Baca Juga:
Kapolsek di Mojokerto Ditemukan Meninggal, Diduga Gantung Diri
Oleh sebab itu, sampai saat ini kebun pisang milik Mukid lebih tinggi dibandingkan tanah di sekitarnya. Menurut Puji, warga setempat biasa menyebut kebun tersebut dengan nama Putuk Gedang. Karena selama ini ditanami pisang oleh pemiliknya.
Selama puluhan tahun pula, Puji dan sebagian masyarakat setempat menganggap kebun pisang itu angker. Dia percaya banyak makhluk gaib yang menjaga putuk tersebut. Sehingga tidak ada orang yang berani merusaknya.
"Lokasinya angker, konon kalau nekat menggali bisa sakit, lalu mati. Sekitar tahun 2017 ada orang ritual mencari emas di lokasi, setelahnya dia sakit dan mati," terangnya.
Baca Juga:
Candi Ratu Boko, Situs Purbakala di Indonesia yang Indah dan Terawat
Struktur kuno juga ditemukan di lahan milik Sulkan yang terletak di sebelah utara Putuk Gedang tahun 2017. Lagi-lagi cerita mistis mewarnai penemuan bangunan purbakala ini. Menurut Puji, pemilik lahan pun tak berani memindahkan struktur tersebut.
"Pak Sulkan saat itu mau memindahkan bata kuno untuk dibuat galengan (jalan setapak). Malamnya dia mimpi ditangkap orang-orang seperti prajurit Majapahit. Besoknya ia mengembalikan ke lokasi semula karena arti mimpinya itu dilarang merusak bangunan ini," terangnya. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.