WahanaNews.co | Menjadi orangtua memang bukan pekerjaan yang mudah. Di dalamnya, ada proses belajar agar bisa lebih baik dari sebelumnya.
Secara faktual, masih banyak orangtua yang merasa benar, padahal mereka sedang menerapkan pola asuh yang salah.
Baca Juga:
Kasus Perundungan Mahasiswi PPDS Undip, Penyidik Periksa Ahli Autopsi Psikologis
Salah satunya adalah kerap membandingkan salah satu anak dengan saudaranya. Misalnya, dalam hal akademis atau sosial. Padahal, hal itu bisa memberikan dampak buruk bagi sang anak.
Ini dampak yang dirasakan oleh sang anak jika orangtua sering membandingkan dengan saudaranya.
1. Mengurangi Rasa Percaya Dirinya
Baca Juga:
8 Kepribadian Orang yang Memprivate Media Sosial dan Jarang Memposting
Dilansir Smart Parents, jika orangtua terus membandingkan anak dengan saudaranya, rasa percaya dirinya akan terkikis. Ini disebabkan karena anak akan menganggap ia tak lebih baik daripada saudaranya.
Anak-anak yang terus dibandingkan dengan saudaranya bisa membuat mereka tertekan jika ingin melakukan sesuatu. Sebab, orangtuanya tak pernah merasa cukup dengan setiap hal yang diperbuatnya.
Hal ini justru membuat anak semakin terpuruk dan sulit mengembangkan kemampuan dirinya. Dengan perilaku membandingkan, secara tak langsung orangtua melabeli anak-anak mereka satu sama lain.
2. Menyebabkan Stres Berkepanjangan
Membandingkan anak juga berpotensi menyebabkannya stres berkepanjangan. Ketika anak mendapat nilai lebih rendah dari saudaranya, orangtua seharusnya melihat seberapa keras usaha mereka.
Namun, orangtua yang sering membandingkan hanya akan berfokus pada hasil. Padahal, hal ini bisa membuat anak merasa cemas dan stres.
Hal ini bahkan bisa membuat kemampuan Anak untuk bersosialisasi jadi berkurang karena takut jika dibanding-bandingkan lagi.
3. Rusaknya Hubungan Keluarga
Anak yang merasa dibanding-bandingkan akan merasa bahwa orangtua tak bisa menjadi ruang aman. Ia bisa saja menjauh dari orangtua dan enggan bercerita masalah yang sedang dihadapi karena takut dibanding-bandingkan.
Tak hanya itu, terkadang akan muncul pula kompetisi antarsaudara yang bisa memecah hubungan keduanya. Perilaku membandingkan bisa menimbulkan perasaan inferioritas dan superioritas.
Padahal, sesama saudara seharusnya saling membantu dan bekerja sama bukan berkompetisi.
4. Timbul Keinginan Memberontak
Mengutip Willingness, ketika anak tidak mampu mengatasi tekanan yang diberikan oleh orangtuanya, hal itu dapat menyebabkannya memberontak.
Contohnya, anak tiba-tiba menolak belajar atau sengaja berkelakuan buruk. Hal ini terjadi karena mereka merasa sudah tidak berharga jika dibandingkan dengan saudaranya.
Oleh sebab itu, hindarilah perilaku membanding-bandingkan anak. Jika ingin memberikan nasihat, lakukanlah secara baik-baik tanpa harus menyebut orang lain yang berujung membandingkan.
Percayalah bahwa setiap anak berkembang sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Pun juga waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya. [qnt]