WahanaNews.co | El Nino dan La Nina adalah pola
iklim yang terjadi di Samudera Pasifik, namun bisa mempengaruhi cuaca di
berbagai negara.
Berikut
penjelasannya.
Baca Juga:
Pemkot Bengkulu Imbau Warga Tingkatkan Kewaspadaan Bencana Jelang Nataru 2024/2025
Dalam
kondisi normal di Samudera Pasifik, angin akan bertiup ke arah barat, membawa
air yang hangat dari Amerika Selatan ke Asia.
Untuk
menggantikan air hangat tersebut, air dengan suhu yang lebih dingin akan naik
dari lautan yang lebih dalam.
El Nino
dan La Nina merupakan dua proses yang bertolak belakang yang memutus kondisi
normal ini.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Ringan di Siang Hari
Keduanya
terjadi dalam jangka waktu tertentu sehingga para ilmuwan menyebutnya dengan El Nino Southern Oscillation (ENSO).
Episode
terjadinya El Nino dan La Nina bisa bertahan hingga 12 bulan.
Keduanya
terjadi sekitar dua sampai tujuh tahun sekali.
Mereka
tidak memiliki siklus khusus, namun El Nino terjadi lebih sering dibandingkan
La Nina.
El Nino
El Nino
berasal dari Bahasa Spanyol yang artinya anak laki-laki atau Yesus.
Nama
ini diberikan karena fenomena ini muncul pada sekitar hari Natal di akhir
Desember.
Dilansir
dari Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), El Nino adalah
fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal di tengah
Samudera Pasifik.
Pemanasan
ini meningkatkan potensi terbentuknya awan di area tersebut.
Dampak
dari El Nino terhadap cuaca di Indonesia adalah mengurangi curah hujan.
Selain
itu, kondisi ini juga bisa memicu kondisi kekeringan di wilayah Indonesia.
Kondisi
ini jelas mengkhawatirkan.
Kekeringan
atau kemarau panjang bisa menyebabkan masalah, contohnya pada sektor pertanian
yang mungkin mengalami gagal panen.
Maka
dari itu penting mengantisipasi dengan menyusun kebijakan yang mengantisipasi
jika fenomena ini terjadi.
La Nina
La Nina
juga merupakan nama dari Bahasa Spanyol yang berarti anak perempuan.
La Nina
adalah kejadian yang berkebalikan dari El Nino.
Ini
merupakan kondisi di mana suhu SML mengalami penurunan atau pendinginan.
Dampaknya,
pembentukan awan di Samudera Pasifik minim, dan meningkatkan curah hujan di
Indonesia.
Jika
fenomena ini terjadi, penduduk Indonesia harus waspada karena ini akan memicu hujan
lebat.
Kondisi
ini dapat menyebabkan bencana banjir dan longsor.
Penyebab El Nino dan La Nina
Kedua
fenomena ini terjadi akibat dampak pemanasan global yang mengganggu
keseimbangan iklim.
Dilansir
dari Acaps, beberapa faktor yang
menyebabkan fenomena ini adalah sebagai berikut:
- Anomali suhu di perairan Samudera Pasifik
- Melemahnya angin passat
(trade winds)
- Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan
pemanasan dari perairan yang panas di bawahnya
Itu dia
penjelasan fenomena El Nino dan La Nina dan pengaruhnya terhadap iklim di
Indonesia. [dhn]