WahanaNews.co | Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), bekerjasama dengan Kompas Group, menggelar Konferensi Internasional Heritage of Toba: Natural and Cultural Diversity pada 13 Oktober 2021 secara online dan offline.
Sejumlah pemberi sambutan dalam acara ini setuju jika Danau Toba merupakan situs warisan budaya yang diakui UNESCO, yang indah pemandangan alamnya, dan juga indah budaya masyarakatnya.
Baca Juga:
ITDC dan BPODT Gelar Sosialisasi Pariwisata Berkelanjutan di Danau Toba Jelang Aquabike Jetski World Championship 2024
Untuk itu, Danau Toba pun terus didorong jadi destinasi wisata bertaraf internasional, terutama setelah pandemi Covid-19 usai.
Danau Toba sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas, Diakui UNESCO
Baca Juga:
Aquabike Jetski World Championship 2024 Resmi Dibuka di Danau Toba, Samosir
Pembicara pertama adalah Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, yang diwakili oleh Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kemenko Marves, Kosmas Harefa.
Kosmas, yang hadir secara virtual, mengatakan, Danau Toba saat ini telah ditetapkan oleh Presiden sebagai destinasi pariwisata super prioritas.
Selain itu, sidang dewan eksekutif United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) ke-209 pada 7 Juli 2020 di Paris, akhirnya mengakui Kaldera Toba masuk dalam UNESCO Global Geopark (UGG).
Pengakuan ini adalah perjuangan panjang sejak diusulkan pada 2011.
"Kita berupaya semaksimal mungkin, perjuangan ini tidak sia-sia. Penetapan tersebut menjadi momentum penting Danau Toba mendapatkan ekspose skala internasional. Menjadikan Danau Toba memiliki potensi besar mendatangkan wisatawan, baik nasional maupun internasional, tentunya setelah pandemi Covid-19 ini berakhir," katanya, Rabu (13/10/2021).
Membangun Wisata Danau Toba Usai Pandemi
Harapan berakhirnya pandemi dan banyaknya pelancong yang datang, menurut Kosmas, akan mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya untuk upaya pelestarian lingkungan, budaya dan ekonomi masyarakat lokal.
Sementara pemerintah, salah satu upaya yang dilakukan bersama pihak-pihak terkait adalah mendorong percepatan pembangunan infrastruktur pariwisata seperti akses jalan, pelabuhan, bandara, atraksi wisata, bahkan yang sering luput misalnya toilet.
"Kita harus menunjukkan kepada warga dunia tentang nilai-nilai sosial seperti gotong royong yang tercermin dalam kolaborasi para pemangku kepentingan untuk pembangunan pariwisata. Kami tidak dapat melakukannya sendirian karena pembangunan pariwisata bersifat multi dimensi dan multi sektoral," ucapnya.
Pihaknya berharap, sinergi dan kolaborasi selalu terjaga agar pembangunan destinasi pariwisata super prioritas Danau Toba dapat terus berjalan dan pandemi Covid-19 dapat terus dikendalikan.
Danau Toba adalah Hadiah dari Tuhan...
Usai Kosmas, kata sambutan dilanjutkan anggota Komisi X DPR RI, dr Sofyan Tan.
Dia mengatakan, pariwisata adalah salah satu sektor yang sangat penting untuk masa depan bangsa Indonesia, khususnya di Sumatera Utara yang diberi hadiah dari Tuhan yaitu Danau Toba dengan keindahan yang luar biasa.
Juga dihadiahi berbagai agama, suku dan ras dengan budaya yang berbeda-beda tetapi memiliki satu keunikan tersendiri.
Kalau dikaitkan dengan pariwisata yang hari ini berada di masa Covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia, tema yang diangkat dalam konferensi ini menjadi sangat penting.
Apa yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan menekankan pariwisata yang bersifat natural dan culture memberi harapan yang tinggi.
Andaliman, Ikan Arsik, Naniura, Keunikan Danau Toba yang Undang Turis Asing
"Dilihat dari unsur keindahan, kita sudah tidak ada taranya, artinya ini danau yang terindah di dunia. Kalau dilihat dari sudut culture, luar biasa. Soal makanan, kita punya daya tarik. Toba punya keunikan, kalau selama ini yang membuat pedas adalah cabai, di Toba kita memiliki andaliman. Kalau bicara makanan yang menarik dan natural, kita punya ikan arsik yang dimasak dengan sangat ramah lingkungan. Ada lagi Naniura yang mirip Sashimi khas Jepang," tutur Sofyan.
Semua keunikan tersebut, menurut dia, adalah modal untuk mendatangkan wisatawan.
Sofyan mengapresiasi peran DPR dan Komisi X DPR RI yang selalu mendorong untuk mencari solusi yang berbeda dengan negara-negara lain.
Berdasarkan survei yang dibacanya, turis asing datang ke Indonesia karena budayanya, persentasenya sekitar 70 persen.
DPR dan Komisi 10 DPR RI memberi dukungan sepenuhnya kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mengangkat unsur-unsur destinasi yang berbasis natural dan culture.
Sebagai informasi, Konferensi Internasional Heritage of Toba: Natural and Cultural Diversity digelar di TB Silalahi Center, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, dengan format hybrid (online dan offline).
Selain Kosmas Harefa dan Sofyan Tan, pemberi kata sambutan lain adalah anggota Komisi X DPR RI, Djohar Arifin Husin; Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumut, Zumry Sulthony, mewakili Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi; Direktur UNESCO Jakarta, Mohamed Djelid; dan Menparekraf, Sandiaga Uno.
Dua sesi diskusi, yaitu Kaldera Toba: Menyambung Peradaban Zaman serta Kolaborasi Budaya, Masyarakat dan Pariwisata Toba, dibahas potensi besar Danau Toba sebagai UGG karena memiliki tiga unsur yakni geodiversity, biodiversity, culturaldiversity serta sebagai destinasi wisata super prioritas. [dhn]