WahanaNews.co | Penindasan yang terjadi di tanah Gaza, Palestina membuat komunitas dan pegiat musik jazz di Indonesia ingin berbuat hal baik lewat gerakan Jazz in Unity.
Spirit jazz menyala dalam Jazz in Unity untuk menunjukkan kepeduliannya bagi kondisi yang menimpa anak-anak di Palestina.
Baca Juga:
Di Tengah Konflik Panjang, Ini Rahasia Israel Tetap Berstatus Negara Maju dan Kaya
Sederet musisi Tanah Air seperti Armiya Husein, Bella Fawzi, Chiki Fawzi, Dara Swandana, Dira Sugandi, Eka Annash, Elfa Zulham, Fia, Jamie Aditya, Kevin Yosua, Kojek Rap Betawi, Sri Hanuraga bersatu untuk sebuah misi mulia.
Selain itu juga ada pembacaan puisi dari Rebecca Kezia, dan Yudi Ahmad Tajudin akan tampil di malam konser amal di sebuah club jazz bernama 1920 lounge di bilangan Kemang, Jakarta.
Dalam acara ini juga dipersembahkan musikalisasi puisi oleh Yudi Ahmad Tajudin dan Rebecca Kezia. Mereka diiringi oleh komposisi musik yang syahdu dan apik bersama Sri Hanuraga, Elfa Zulham, dan Kevin Yosua.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
“Jazz in Unity ini tercetus dari keresahan pribadi saya yang ternyata menjadi keresahan kolektif para pegiat dan penggiat jazz di Indonesia. Bermula dari sebuah story di Instagram untuk mengajak membuat konser amal bagi anak-anak terdampak penindasan di Palestina, secara organik terkumpul lah beberapa musisi, pemilik venue, show director, fotografer, videografer, streaming partner, kru, crowdfunding partner, auditor, dan lembaga kesehatan yang akan menyalurkan donasi,” ungkap penggagas Jazz in Unity, Bagas Indyatmono dalam siaran tertulis dikutip dari VOI.
“Kalau musik genre lain mungkin ada lagu tentang Palestina dan perlawanan, tapi kalau musik jazz itu memang lahir dari perbudakan dan perlawanan. Jadi musiknya memang sudah dan harus membuat orang bahagia,” ujar Jamie yang tampak sangat emosional hingga kerap meneteskan air mata kala bercerita tentang kondisi yang dialami anak-anak Palestina.
Gerakan dan konser amal ini yang dipersiapkan hanya dalam waktu 14 hari ini, lanjut Bagas, diharapkan dapat memberikan perhatian yang cukup besar terhadap apa yang sedang terjadi di Palestina dan dapat menular kepada komunitas sejenis di daerah atau negara lainnya.