Korban meninggal yang dievakuasi dalam kondisi mengenaskan akibat luka bakar. Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Adam Malik, RS Pirngadi, dan RS Polda Sumut.
Baca Juga:
Hujan Petir Bukan Masalah! Begini Cara Pesawat Modern Tetap Aman di Udara
143 Meninggal
Total korban meninggal dalam insiden tersebut 143 orang, yaitu 99 penumpang pesawat dan 44 masyarakat yang berada di jalan Jamin Ginting kala itu. Sejumlah penumpang selamat.
Mereka yang selamat duduk di kursi nomor 20A hingga 20F di bagian belakang pesawat. Diduga, mereka selamat karena kapal terbang nahas itu jatuh dengan posisi menukik. Mereka berhasil keluar sesaat sebelum pesawat Boeing 737-200 itu meledak dan terbakar.
Baca Juga:
Perjuangan Tekan Harga Tiket Pesawat Diungkap Menhub Budi Karya
Berdasarkan manifes penerbangan, pesawat mengangkut 117 orang, terdiri dari 112 penumpang dan lima kru. Burung besi produksi 1981 itu dipiloti Askar Timur dengan co-pilot Dhaufir. Sedangkan tiga pramugari yang ikut menjadi korban masing-masing Agnes Retnariny, Novi Maulana dan Dewi Setiasih.
Sementara itu, Direktur Pelaksana Harian Mandala Airlines, Mayjen TNI Asril Tanjung di Kantor Pusat Mandala Airlines pada Senin 5 September 2005 mengatakan, sebatas laporan yang diterima, penyebab jatuhnya pesawat kemungkinan karena gagal take off.
Pesawat buatan tahun 1981 yang jatuh tersebut, terakhir kali melakukan pemeriksaan pada 7 Juni 2005 dan dinyatakan laik terbang. Artinya, pesawat masih mampu terbang dengan kecepatan maksimum 943 kilometer per jam dan daya jelajah sekitar 3.700 kilometer. Dengan mengantongi 50 ribu jam terbang, seharusnya RI-091 ini masih dapat digunakan selama delapan tahun lagi.