WahanaNews.co |
Kini zaman sudah berubah, teknologi mendominasi berbagai aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari. Bahkan termasuk urusan percintaan.
Baca Juga:
Perbaiki Layanan Publik, Kemen-PANRB Ajak Mahasiswa Berpartisipasi
Percintaan sudah memasuki babak teknologi melalui aplikasi
kencan alias online dating. Jika awalnya online dating diharapkan bisa membantu
orang-orang untuk bisa bertemu dengan banyak orang yang cocok dan menemukan
pendamping, kini menurut penelitian ada preferensi baru di dunia online dating.
Elizabeth Kristi Poerwandari, Psikolog, Gender dan Sexuality
Research Group, Faculty of Psychology UI menyebut dating apps mengubah kegiatan
berhubungan bukan hanya mencari jodoh tapi juga partner seks, padahal sementara
itu seks sebelum menikah dan pembicaraan soal seks masih tabu di Indonesia.
"Ada berbagai motivasi orang ketika mereka mendaftar
dating apps," ucap Kristi saat "Psychology from the East, Psychology
from the West" Faculty of Psychology Universitas Indonesia, Internet
Mediated Life and Its Implication on the Interpersonal Relationship and Romance
in Young People, Case Study of Indonesia and the Netherlands, Kamis (27/5).
Baca Juga:
Mulai 30 September Google Setop Akses ke Aplikasi, Apa Dampaknya?
Diungkapkan Kristi, motivasi memakai dating apps adalah
untuk mencari teman baru (79 persen), menjalin hubungan romantis (53 persen),
mencari pasangan seks (casual, friend with benefit, atau one night stand) (28
persen), dan mencari pasangan hidup (15 persen).
Fakta lainnya, sekitar 44 persen pengguna sudah melakukan
hubungan seks dengan orang yang mereka kenal lewat dating apps.
"Faktanya ternyata banyak yang memakai dating apps
untuk memuaskan gairah seks mereka."
Dating apps saat ini diterjemahkan sebagai sebuah usaha
untuk mencari teman baru, menghibur diri sendiri, memperluas jaringan, dan
memuaskan hasrat seksual serta fantasi seksual.
Kristi mengungkap bahwa hubungan dari dating apps juga
diterjemahkan sebagai tempat mencari pasangan untuk bersenang-senang, bukan
untuk kencan serius.
"Faktanya lagi, mereka suka risky sex tapi ketika ada
risikonya mereka menghadapi secara kasual," katanya.
"Cenderung suka extreme sex, bahkan dua partisipan pria
mengaku melakukan seks dan akan memaksa penetrasi tanpa menggunakan kondom.
Namun satu perempuan mengaku suka hubungan seksual yang sedikit kasar dan tak
suka jika pasangannya memakai kondom."
Hasil survei menyebut bahwa 87 persen tidak menggunakan
pengaman untuk dirinya atau pasangan yang dikenal dari dating apps.
Survei ini dilakukan terhadap pengguna internet yang tinggal
di beberapa kota besar di Indonesia.
Total ada 1650 partisipan sebagian besar wanita (70 persen),
dengan rentang usia 18-22 tahun (48 persen), 23-27 (35 persen), 28-32 (2,54
persen). Di antara partisipan jumlah pelajar (47,9 persen) dan pekerja (30,7
persen).
Dari total tersebut 38,4 persen (633 orang) pernah memakai
atau masih memakai dating apps. Sekitar 74 persen di antaranya adalah
perempuan.
Meski demikian meski orang yang benar-benar serius untuk
mendapatkan pasangan yang serius. Orang yang mendapatkan pasangan serius,
menurut survei, mereka lantas menghapus aplikasi (uninstall). Ketika putus,
banyak responden yang mengunduh kembali dating appsnya. [qnt]