WahanaNews.co | Menanam cabai bisa jadi solusi saat kita menginginkan taman yang teduh serta memiliki hasil panen yang bermanfaat dan sehat.
Akan tetapi, dilansir dari Cybex Kementerian Pertanian, dalam budi daya atau menanam tanaman cabai, hal yang menjadi hambatan adalah serangan hama dan cuaca.
Baca Juga:
Indonesia Ternyata Impor Cabai-Bawang Putih dari Singapura
Perlu diketahui, buah cabai ini sangat sensitif terhadap kelembapan tinggi, terutama pada musim hujan.
Menanam cabai pada musim hujan rentan terserang patek atau busuk buah atau dikenal penyakit antraknosa.
Kondisi ini bagaikan dua sisi mata koin yang berlawanan. Saat harga cabai cenderung mahal pada musim hujan, penyakit patek justru menjadi begitu dominan dan kuat.
Baca Juga:
Tak Puas Hasil Food Estate Humbahas, Luhut Langsung Ajak China Masuk
Untuk mencegah tanaman cabai terserang patek, berikut langkah-langkah menanam cabai pada musim hujan agar terbebas hama dan penyakit antraknosa.
Meninggikan bedengan
Pada musim hujan, bedengan untuk menanam cabai sebaiknya dibuat lebih tinggi dari biasanya untuk menghindari tanaman cabai terendam air hujan yang menggenang.
Genangan air pada parit-parit bedengan jika berlangsung dalam waktu lama akan mengakibatkan tanah menjadi lembap dan becek.
Pada kondisi seperti ini, beberapa jenis penyakit berkembang lebih cepat, terutama penyakit tanaman yang disebabkan jamur dan bakteri.
Penyebaran spora dari patogen antraknosa adalah melaui percikan air dan air bedengan yang menggenang sehingga menular melalui tanah serta percikan air.
Pengapuran dan pengaturan pH tanah
Tingkat keasaman dan kebasaan atau pH tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai. Tanah dengan pH terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat atau kerdil.
Idealnya, pHuntuk tanaman cabai antara 5,5 – 6,5. Untuk itu, lakukan pengecekan pH tanah saat melakukan pengolahan lahan.
Jika pH rendah taburkan kapur dolomit atau kiserit secara merata dan biarkan tersiram hujan.
Mengurangi pupuk nitrogen pada pupuk dasar
Pada musim hujan, kandungan nitrogen bebas di udara sangatlah tinggi. Nitrogen sebenarnya sangat bagus untuk pertumbuhan daun dan pucuk batang tanaman.
Hanya saja, kandungan nitrogen yang berlebihan dan belum diserap tanaman juga akan menyuburkan jamur patogen seperti antraknosa.
Karena itu, saat musim hujan, sebaiknya pupuk nitrogen seperti ZA an UREA tidak dipakai. Gunakan pupuk NPK 15-15-15 sebagai pupuk dasar, lalu ditambah SP-36 dan KCL. Hal ini akan membuat perbandingan unsur nitrogen menjadi lebih kecil.
Memanfaatkan jamur baik sebagai fungsida alami
Jamur seperti Trichoderma, Gliocladium, Mikoriza merupakan jamur antagonis bagi jamur dan bakteri patogen sehingga bisa dimanfaatkan untuk melindungi tanaman cabai pada musim hujan dari serangan berbagai jamur serta bakteri patogen.
Selain itu, jamur antagonis seperti Trichoderma dan Mikoriza juga membantu dalam proses pengomposan zat organik seperti pupuk dasar sehingga lebih mudah diserap akar tanaman.
Penggunaan fungisida alami ini merupakan langkah tepat yang aman dan menguntungkan. Pengaruhnya pada musim hujan bagi tanaman cabai sangatlah protektif dan menyuburkan tanaman.
Mengatur jarak tanam cabai
Jarak tanaman cabai ketika musim hujan minimal adalah 50 sentimeter dan bisa menambahnya 60-75 sentimeter.
Tujuannya, sirkulasi udara menjadi lebih lancar serta cahaya matahari lebih merata ke dasar dan sela-sela tanaman.
Jarak tanam yang lebar juga akan memperlambat proses penularan penyakit jamur maupun bakteri ketimbang jika tanaman saling bersinggungan.
Menggunakan plastik mulsa
Penggunaan plastik mulsa wajib dilakukan untuk menutup bedengan untuk menghalangi air hujan langsung meresap total ke bedengan.
Hal ini akhirnya membuat air hujan akan jatuh dan mengalir ke saluran irigasi yang sudah disiapkan sehingga anah bedengan menjadi tidak terlalu basah dan tidak cepat padat.
Menanam varietas cabai yang unggul dan tahan antraknosa
Perlu diketahui, cabai keriting (cabai merah) ternyata lebih tahan antraknosa daripada cabai rawit, kecuali cabai rawit kecil (Cakra).
Cabai merah sendiri dibedakan menjadi beberapa varietas. Ingat baik-baik bahwa yang menjadi patokan ialah semakin kecil dan padat buahnya, semakin cabai menjadi lebih tahan terhadap patek (antraknosa).
Penggunaan fungisida kimia
Cara utama mengatasi patek adalah penggunaan fungisida yang tepat. Jika sudah terjadi serangan, intensitas penyemprotan fungisida kontak harus ditingkatkan.
Gunakan fungisida kontak berbahan aktif propineb atau tembaga hidroksida, yang juga berguna sebagai bakterisida.
Penyemprotan kalsium dan kalium
Untuk menambah daya tahan tanaman terhadap serangan patogen pada musim hujan, gunakan pupuk khusus kalium dan kalsium.
Namun, perlu diingat bahwa ini sifatnya hanya menyehatkan, bukan berarti bisa benar-benar bebas patek. [qnt]