"Itu ide dan inisiatif yang bagus dan harus didukung.
Hanya saja memang saat ini kelihatannya too good to be true," ujar Bayu.
Pakar teknologi informatika, Onno W. Purbo menilai rencana
membangun 'Silicon Valley' di Sukabumi merupakan hal yang bagus. Namun, dia
mengingatkan tempat tersebut bukan sesuatu yang sangat diperlukan.
Baca Juga:
Studi Ungkapkan Duduk Lebih Dari 10 Jam Sehari, Tingkatkan Risiko Demensia
"Kalau di dunia IT dan kreatif sebetulnya tempat itu
enggak critical. Yang penting ada banyak orang pintar dan kreatif, plus punya
sambungan internet yang kencang," ujar Onno.
Asisten Profesor di Universitas Nottingham, Bagus Muljadi
menyatakan jumlah pusat riset tidak ada hubungannya dengan kemajuan bangsa. Dia
memandang Indonesia harus memulai dari masalah, bukan bidang studi.
"Yang kita mau patahkan itu masalah apa dulu? apakah ICT
atau mobil listrik. Itu dulu yang dipecahkan, kalau tidak kita melangkah tanpa
tujuan," ujar Bagus.
Baca Juga:
Ini Isi Aturan Google-Facebook Bayar Berita
Sedangkan CEO Triplogic Oki Earlivan Sampurna menyatakan
Indonesia tidak bisa disamakan dengan Amerika Serikat atau India berkaitan
dengan pembangunan 'Silicon Valley'. Oki juga mempertanyakan implementasi dari
'Silicon Valley' di Sukabumi yang digagas oleh politisi PDIP Bambang
Sudjatmiko.
Jika ada puluhan triliun saat ini, dia lebih menyarankan
untuk digunakan untuk belanja riset.
"Saat ini kita kekurangan riset-riset yang kuat dan
yang berkelanjutan. Saat ini riset hanya karena sebuah basis project. Setelah
itu dijual. Itu tidak berkelanjutan," ujarnya. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.