WahanaNews.co | Namanya Maruli Pardamean, dia adalah pria kelahiran Sibolga, Sumatera Utara. Dia telah menulis delapan buku yang mengupas tentang kelapa sawit (satu dalam proses penerbitan).
Sejatinya karir Maruli diawali di kebun kelapa sawit, selepas kuliah di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas HKBP Nommensen- Medan akhir tahun 1989, Ia langsung bekerja sebagai training KTU (Kepala Tata Usaha) kebun. Statusnya traning, tetapi secara De fakto ia KTU.
Baca Juga:
Di WTO, RI Berhasil Buktikan Tindakan Diskriminasi Uni Eropa atas Minyak Sawit dan Biofuel Berbahan Baku Kelapa Sawit
Rupanya Maruli memiliki pertimbangan sederhana memilih untuk terjun di sektor kelapa sawit pada saat itu, lantaran kelapa sawit sebagai bahan baku utama minyak goreng, tentu prospeknya cerah dan masih terdapat lahan yang luas untuk pengembangan usaha kebun kelapa sawit.
Setelah enam bulan menjalani traning ia lulus dan resmi sebagai KTU kebun. Ia juga sempat menjabat sebagai KTU PKS (Pabrik Kelapa Sawit). Sebagai KTU, ia terlibat dalam penyusunan budget/anggaran kebun dan pabrik yang menyangkut anggaran produksi, anggaran biaya langsung (untuk kebun biaya tanaman, untuk pabrik biaya proses), anggaran biaya tak langsung (general charge) dan anggaran Capex (Capital Expenditure).
Terus belajar itulah prinsip yang terus Ia pegang, belajar memang tidak harus melalui seorang guru tetapi bisa pula dilakukan melalui dari buku-buku, majalah, rekan-rekannya di kantor, lapangan dan pabrik, atasan, konsultan yang di kontrak perusahaaan untuk transfer skill dan knowledge.
Baca Juga:
Bergabung dengan BRICS, Pengamat: Indonesia Bakal Dapat Keuntungan Baru
“Serta dari orang lain yang lebih berpengalaman,” melansir dari InfoSAWIT, belum lama ini.
Kata Maruli, dirinya terus belajar berbagai hal tentang kelapa sawit, demikian pula karirnya terus menanjak dari KTU sampai menempati berbagai posisi manajerial di berbagai grup perusahaan perkebunan kelapa sawit baik swasta nasional maupun asing pernah di embannya. Ia telah berkecimpung di dunia perkebunan kelapa sawit selama kurang lebih tiga dekade.
Keinginannya untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan mendorongnya untuk menulis buku tentang kelapa sawit. Buku pertama berjudul, “Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit” terbit tahun 2008.
Buku ini mendapat respon yang bagus dari pembaca, terbukti dari banyaknya email dan pertanyaan yang masuk dari para mahasiswa, pengusaha, peminat kelapa sawit maupun masyarakat umum yang tertarik dengan bidang usaha kelapa sawit. Buku ini juga telah diterbitkan dalam bahasa Melayu dengan judul, “Perusahaan Ladang dan Kilang Sawit.”
Sejak itu, minatnya untuk menulis tentang kelapa sawit tidak terbendung lagi, beberapa buku hasil buah karyanya antara lain, “Sukses Membuka Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit” (2011), “Cara Cerdas Mengelola Perkebunan Kelapa Sawit” (2011), “Mengelola Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit Secara Profesional” (2014), “Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit” (2017), dan “Best Management Practice Kelapa Sawit” (2017), dan “Dunia Planter” (2021). Buku-buku ini juga mendapat respon yang cukup baik.
Kata Maruli, saat ini dirinya sedang menyelesaikan buku yang yang kedelapan yang berjudul. “Best Planter Practice”.
Buku ini membahas secara praktis mengenai peranan SDM dalam pengelolaan kebun kelapa sawit, MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) perkebunan kelapa sawit, bagaimana meningkatkan kompetensi planter, profesi planter, planter yang ideal, budaya planter, sikap planter dalam bekerja.
Selain itu, Ia juga bekerjasama dengan para praktisi dan akademisi lain untuk menulis buku kelapa sawit. Buku ini antara lain, “Good Agriculture Practice Kelapa Sawit” tahun 2018, bersama dengan Memet Hakim, Moch. Syaphon Adiwijaya, Taufik Darwis dan Atep Yulianto Irawan. Lantas menerbitkan buku “Budidaya Kelapa Sawit Hasil Selangit Secara Berkelanjutan- Seri 1” tahun 2019, bersama dengan Memet Hakim, Atep Yulianto Irawan, Tiur Rumondang, Moch. Syaphon Adiwijaya, Lambok Silalahi, Fransius Simanjuntak, Vijay K Menon, serta buku “Kisah Sukses Planter” tahun 2020, bersama Memet Hakim, Aris Purwo Yowono dan Ahmad Hulaimi.
“Telah semenjak sejak 2009 lalu, Saya secara rutin menulis di majalah InfoSAWIT dengan tema beragam, selain juga menjadi nara sumber dalam seminar nasional tetang perkebunan kelapa sawit, semoga dengan berbagi ilmu lewat buku kelapa sawit, terus kelapa sawit berjaya,” tandas dia. [tum]