Ia mengaku untuk memproses kertas tersebut membutuhkan
kesabaran dan ketelitian. Hal itu agar kertas yang dihasilkan memiliki kualitas
yang baik.
"Kayu Galuga itu kulit pohonnya diambil, lalu direndam
di air selama sehari. Setelah itu kulit tersebut ditumbuk dengan alur tertentu
dan difermentasi sehingga membentuk serat serat yang kuat," dia
menjelaskan.
Baca Juga:
Peringatan Hari Lahir Pancasila di Taput: Pakaian Tradisional Menyatu dalam Ideologi
"Setelah itu baru bisa dijemur, dihaluskan, dan dipakai
untuk menulis," kata Faris.
Faris mengaku juga mulai memberikan edukasi membuat kertas
daluang ke masyarakat. Itu agar semakin banyak orang mengetahui tentang kertas
tradisional tersebut.
"Edukasinya ke Semarang, Solo Raya, Jawa Timur, hingga
ke luar Jawa. Juga edukasi tersebut ke kampus kampus agar generasi muda tahu
tentang adanya kertas tradisional asal Indonesia," dia menambahkan. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.