WahanaNews.co | Kemampuan bebahasa Inggris menjadi salah satu kunci utama untuk meningkatkan daya saing pekerja. Terutama di kancah global.
Namun sayangnya, masyarakat Indonesia justru ditemukan tak terlalu fasih berbahasa Inggris.
Baca Juga:
Viral, Turis Malaysia Dirujak Netizen Usai Beri Rating Indonesia 0
Laporan Indeks Kecakapan Bahasa Inggris 2022 yang dirilis EF Education First menempatkan Indonesia pada posisi ke-81 dari total 111 negara yang diteliti.
Turun satu peringkat dari tahun lalu, kali ini Indonesia perlu cukup puas dengan raihan skor 469 dari total skor 800.
Skor ini berada di urutan menengah atau setara dengan tingkat B1 dalam Common European Framework for Reference.
Baca Juga:
Ini Sederet Negara yang Warganya Kecanduan Ponsel, Indonesia Peringkat Berapa?
Tak cuma itu, raihan skor Indonesia juga masih berada di bawah rata-rata skor regional negara Asia sebesar 500.
Dengan demikian, tak heran jika Indonesia menempati urutan ke-15 dari 24 negara di Asia perihal kemampuan berbahasa Inggris.
Singapura menempati posisi tertinggi dalam daftar ini di Asia, dan berada pada urutan 2 secara global.
Indonesia masuk dalam kategori kemampuan berbahasa Inggris 'low proficiency' bersama dengan beberapa negara lainnya seperti China, Iran, Qatar, Jepang, dan masih banyak lagi.
Head of Academic Affairs EF Education First David Bish mengatakan bahwa Indonesia mengalami kondisi generation gap yang unik dibandingkan negara lain di Asia.
"Masyarakat 18-20 tahun [di Indonesia] memiliki tingkat kecapakan yang jauh lebih rendah daripada kelompok 26-30 tahun," ujar Bish, dalam keterangan resmi, Jumat (18/11).
Hal ini, lanjut Bish, menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan berbahasa Inggris di Indonesia tidak terjadi di bangku sekolah, melainkan saat memasuki dunia kerja.
Melalui laporan ini, ditemukan korelasi atas pentingnya penguasaan berbahasa Inggris bagi para tenaga kerja di Indonesia.
Penurunan peringkat Indonesia saat ini bisa ditingkatkan melalui pemilihan metode pembelajaran yang lebih tepat.
Mengomentari laporan tersebut, HR Specialist Junar Asunyi mengatakan bahwa perusahaan tak hanya memperhatikan kemampuan fundamental pekerja, tapi juga kemampuan berkomunikasi.
"Kemampuan komunikasi yang diharapkan tidak dibatasi oleh kendala bahasa," ujar Junar. Hal itu membuat kecakapan bahasa Inggris kini menjadi prioritas bagi sejumlah perusahaan dalam merekrut pekerja. [rgo]