WahanaNews.co | Secara
cerdik, Taliban berhasil memanfaatkan momentum penarikan pasukan Amerika
Serikat dan NATO untuk menguasai Afghanistan. Bahkan, dalam waktu relatif
singkat, mereka telah menduduki ibu kota
Kabul dan Istana Kepresidenan.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Peristiwa itu pun menandakan bahwa Afghanistan akan berada
di bawah kekuasaan baru di bawah Taliban.
Rezim Taliban memiliki citra buruk khususnya bagi dunia
Barat. Mereka dianggap sebagai kelompok radikal.
Taliban adalah kelompok yang menganut keyakinan Sunni. Saat
berkuasa di Afghanistan pada akhir 90an sampai awal 2000an Taliban kerap
mengeksekusi terdakwa pembunuhan hingga pezina di muka umum.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Taliban juga memberlakukan berbagai larangan seperti
menonton film, mendengar musik, hingga tidak memperbolehkan anak perempuan di
atas sepuluh tahun untuk sekolah.
Mereka yang berani melanggarnya, maka akan berhadapan dengan
berbagai hukuman mulai cambuk, pengucilan, hingga eksekusi mati.
Taliban juga mewajibkan perempuan untuk memakai burqa untuk
menutup sebagian besar wajahnya.
Tujuan Taliban memberlakukan hukum ketat tersebut karena
ingin menegakkan perdamaian dan keamanan berdasarkan Syariah Islam di wilayah
Afghanistan hingga Pakistan.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut Taliban tak ragu
menggunakan kekerasan bahkan teror kepada mereka yang menghalangi tujuan
tersebut.
Berbagai serangan teror adalah beberapa contoh dari aksi
yang ditengarai oleh para milisi Taliban
itu.
Serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat hingga
serangan yang ditargetkan pada Malala Yousafzai pada pada Oktober 2012 diduga
melibatkan Taliban.
Meski diduga terlibat dalam berbagai aksi teror, serangan 11
September 2001 atau (9/11) di Amerika Serikat yang memperkuat citra radikal
Taliban di mata dunia.
Mereka diduga berkolaborasi menyembunyikan pemimpin
Al-Qaeda, Osama Bin Laden yang merupakan otak dari serangan pada peristiwa 9/11
di Amerika Serikat.
Selain dari itu, Taliban juga menjadi tempat bernaung hingga
menimba ilmunya berbagai kelompok teroris lainnya yang ada di dunia.
Seniman India saat melukis wajah jurnalis Reuters Danish
Siddiqui yang terbunuh saat meliput bentrokan antara pasukan keamanan Afghanistan
dan Taliban di perbatasan dengan Pakistan. Foto: Francis Mascarenhas/Reuters
Meskipun, ada klaim bahwa ideologi Taliban telah berubah
seperti perempuan yang saat ini diperbolehkan untuk bersekolah, namun seperti
yang dilansir the Conversations, cara kekerasan dan teror yang dilakukan
Taliban di Afghanistan tak mengalami banyak perubahan.
Setidaknya dari sekitar 5,459 warga Afghanistan yang
terbunuh sebanyak 62 persen di antaranya diduga
tanggung jawab Taliban.
Aksi teror lainnya yang ditargetkan kepada hakim, aktivis
perdamaian, jurnalis sampai tentara asing di Afghanistan diduga dilakukan oleh
Taliban. [rin]