"Melalui kencan-kencan ini, saya belajar mengasah keterampilan berbicara, membuat keputusan, dan merancang kencan yang menyenangkan. Setiap kegagalan justru meningkatkan kemampuan saya," ujarnya.
Tak lama kemudian, Yoshio akhirnya menemukan tambatan hatinya melalui aplikasi kencan. Setelah lebih dari setahun berpacaran, mereka menikah dan kini telah dikaruniai seorang anak.
Baca Juga:
Iyus, Warga Cileungsi, Jadi Sopir Bus Pariwisata Indonesia Pertama di Jepang
Berbekal pengalaman pribadinya, ia pun mendirikan Yoshio Marriage Laboratory, sebuah biro jodoh yang memberikan konsultasi gratis bagi mereka yang menghadapi kesulitan dalam percintaan dan pernikahan.
Kisah Yoshio ini menginspirasi banyak orang. Seorang pengguna media sosial berkomentar, "Jangan menyerah pada cinta! Kegagalan adalah bagian dari proses untuk menemukan pasangan yang tepat."
Namun, ada juga yang skeptis. "Mengikuti 2.000 kencan buta terdengar berlebihan. Fokus membangun kondisi finansial mungkin lebih penting daripada terus-menerus berkencan," tulis seorang warganet.
Baca Juga:
Tsunami Setinggi 1 Meter Terdeteksi di Jepang Setelah Gempa Magnitudo 6,9
Fenomena pria yang memilih melajang karena keterbatasan finansial memang menjadi isu serius di Jepang.
Data dari Institut Nasional Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial menunjukkan bahwa di Tokyo, 32 persen pria dan 23,79 persen wanita di atas usia 50 tahun belum pernah menikah.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.