WahanaNews.co |
Cerita Muhammad Mutawalli (27) viral di media sosial. Pria asal Jambi ini melamar
gadis pujaan hatinya, asal Turki, bernama Edanur Yildiz (22).
Baca Juga:
Kecelakaan Balon Udara di Turki Lukai 19 Wisatawan Indonesia, Satu Pilot Tewas
Proses perkenalan dengan Edanur Yildiz dan perjuangannya
untuk berangkat ke Turki, diceritakannya ketika berada di kedai yang ia kelola,
terletak di Mendalo, Kabupaten Muaro Jambi.
Bahkan dirinya mengungkapkan rencana pernikahannya bersama
Edanur Yildiz, serta rencana kehidupan di Turki.
Akad nikah dan resepsi pernikahan dengan Edanur Yildiz, kata
Walli, direncanakan berlangsung di Turki pada akhir tahun 2021. Melalui kedai
yang dikelola bersama keluarganya, ia berusaha memenuhi kebutuhan
pernikahannya.
Baca Juga:
Gempa M 5,8 Guncang Marmaris, 11 Warga Terluka Akibat Panik
"Insya Allah tahun ini jika ada rezeki, akhir tahun
dilaksanakan. Karena kakaknya juga akan menikah dalam waktu dekat,"
ujarnya, Sabtu (27/2).
Jika memungkinkan, Walli pun ingin membawa kedua orang
tuanya ke Turki, supaya bisa hadir saat pernikahan, sekaligus berkenalan dengan
keluarga di sana.
Tidak hanya di Turki, calon mempelai pria tersebut juga
ingin melangsungkan resepsi pernikahan di Jambi sebagai bentuk rasa syukur.
Rencana Walli, jika resepsi pernikahan sudah dilaksanakan,
dirinya akan tinggal di Turki. Sebab, Walli ingin lebih dekat dengan keluarga
Edanur. Ia pun disarankan untuk tidak khawatir mengenai pekerjaan di Turki.
"Perlu perkenalan lebih dekat dengan keluarganya.
Mungkin minimal 4 tahun tinggal di sana. Kalau mengenai pekerjaan Ibu Edanur
suruh jangan khawatir," katanya.
Walaupun demikian, ia belum ada rencana ingin menjadi warga
negara di sana. Ia pun ingin membawa Edanur ke Jambi untuk tinggal sementara.
Ibundanya Walli, Hermawati mengungkapkan bahwa dirinya
terharu dan senang, karena keberhasilan Walli melamar Edanur.
"Kadang-kadang sempat nangis. Tapi ada senangnya,"
lanjutnya.
Sebelum keberangkatan ke Turki, Walli sempat dicemooh oleh
tetangga. Tetapi Hermawati menghadapinya dengan tegar.
"Kami coba anggap seperti tidak ada masalah, meskipun
kadang-kadang ada sedikit sedih," tuturnya.
Ia pun berharap dirinya dan keluarga yang lain dapat hadir
di acara pernikahan anaknya di Turki.
Awal Perkenalan
Dengan Edanur
Sebelum mengungkapkan rencana pernikahannya, Walli sempat
menceritakan kisahnya saat berkenalan dengan Edanur.
Walli mengenal Edanur melalui media sosial pada tahun 2019.
Awalnya, ia sempat memuat komentar di postingan foto milik Edanur, serta
mengirimkan pesan lewat Instagram.
"Dua minggu kemudian baru dibalas. Lalu aku minta nomor
WA. Aku bilang kagum sama dia, karena dia kan aktivis kemanusiaan,"
ujarnya.
Hubungan dengan Edanur pun berjalan melalui Whatsapp. Sang
perempuan juga mengungkapkan rasa kagum kepada Walli yang sempat memasang video
ketika mengaji dan sholawat di Instagram.
Tidak sampai satu bulan berkenalan, Walli mengungkapkan
perasaan bahwa ia ingin membentuk hubungan yang serius dengan Edanur.
"Aku sampaikan ke dia Insya Allah suatu saat aku ke
Turki. Dan dia bilang silahkan datang. Lalu aku bilang aku ingin serius,
maksudnya ingin menjadikannya istri," katanya.
Karena keseriusan itu, Walli pun meminta nomor WA Ibunda
Edanur untuk mengenalkan dirinya, serta menyampaikan niatnya tersebut.
"Tapi tidak dikasih, karena baru kenal. Tetapi hubungan
tetap berlanjut lewat WA dan aku minta lagi nomor kontak ibunya. Alhamdulillah
akhirnya dikasih," lanjutnya.
Dengan bantuan Google Translate, Walli kemudian menghubungi
Ibunda Edanur dengan bahasa Turki. Namun, restu belum didapatkannya. Hanya izin
pertemanan yang didapatkan Walli.
Pantang menyerah, Walli kembali mengungkapkan niatnya untuk
menikahi Edanur. Kesempatan yang diharapkan, akhirnya muncul.
"Ia bilang kalau mau serius, datang ke sini bawa
cincin. Dan Alhamdulillah hubungan aku dengan ibu itu jalan terus,"
ungkapnya.
Walli sempat menyampaikan kepada Ibunda Edanur bahwa dirinya
bukan orang kaya. Bahkan ia sedang merintis usaha dengan berjualan minuman Thai
Thea. Namun, Ibunda Edanur mengatakan dirinya tidak memandang harta milik
Walli.
"Hal terpenting baginya adalah usahanya halal. Mau
bertanggung jawab dan mau bekerja keras. Lalu bisa ngaji dan sholat, seperti
itu katanya," tutur Walli.
Walli sempat menemukan kendala saat merintis usaha bersama
adiknya. Ia sempat menghadapi kabut asap di tahun 2019 yang mengakibatkan
penjualannya sepi. Kondisi ini diperparah dengan penyakit asmanya yang kambuh.
"Saat itu Asmaku kambu. Tapi aku tetap berjuang. Aku sembuh dengan minum madu hitam,"
katanya.
Perjuangan Berangkat
ke Turki
Dengan berbagai keterbatasan dan bantuan dari keluarga,
Walli akhirnya berusaha menepati janji untuk melamar Edanur. Keberangkatan ke
Turki ia rencanakan berlangsung di bulan Juli tahun 2020. Namun, keberangkatan
tertunda akibat pandemi COVID-19 melanda.
"Bahkan rencana pada bulan November, tertunda lagi.
Tapi aku tetap berjanji dan ingin membuktikan," ungkapnya.
Walli pun kembali mengupayakan keberangkatan di awal tahun
2021. Dengan uang yang tidak banyak, ia tak gentar untuk mewujudkan impiannya
bersama Edanur.
Ketika sampai di Bandara Soekarno Hatta pada tanggal 16
Januari tahun 2021, Walli harus melakukan Tes PCR. Walli malah terkonfirmasi
positif COVID-19.
Keluarga Edanur merasakan sedih, setelah mendengar kabar
Walli terjangkit COVID-19. Rencana melamar di tanggal 21 Januari tahun 2021,
terpaksa dibatalkan.
"Alhamdulillah keluarga tersebut kuat agama, sehingga
aku dapat support. Meski pun keluarga itu nangis," katanya.
Walli kemudian menjalankan karantina di Wisma Atlet.
Karantina tersebut ia jalani dengan Sholawat, Shalat Tahajud dan berdoa. Tidak
hanya itu, ia juga meminta ridho dan maaf kepada orang tuanya di Jambi, supaya
perjalanan ke Turki menjadi lancar.
Setelah 10 hari di karantina, akhirnya Walli bisa keluar
dari Wisma Atlet. Saat itu uang di kantong dan ATM yang dibawanya sudah
terkuras.
"Uang tersisa sekitar 1,3 Juta di dalam ATM. Tapi saat
mau digunakan untuk bayar kost, ATM malah tertelan," ujarnya.
Ia pun meminta bantuan kepada temannya yang tinggal di
Bekasi untuk membayar penginapan di Kost. Tidak banyak yang dapatkan, karena
temannya hanya bisa memberikan uang senilai Rp. 100.000.
Pada tanggal 1 Februari tahun 2021 menjelang keberangkatan,
Walli mengurus pembuatan kartu ATM yang baru. Di hari yang sama, ia langsung
pergi ke Bandara untuk berangkat ke Turki.
Sampai di Bandara, Walli harus melewati Tes PCR terlebih
dahulu. Petugasnya sempat mengalami kesalahan teknis, karena memberikan hasil
yang salah.
"Dokter bilang hasilnya positif. Lalu aku menangis dan
keringat dingin. Namun hasil yang ditunjukan itu adalah hasil keluar di tanggal
di tanggal 17 Januari," katanya.
Hasil yang sebenarnya masih di Laboratorium. Walli pun
menunggu hasil tersebut selama sekitar 30 menit.
"Aku menunggu dengan sholawat dan Alhamdulillah
hasilnya negatif. Lalu aku sujud syukur sambil menangis," tuturnya.
Saat menunggu untuk berangkat, Walli duduk bersama seorang
yang bernama Hendra, asal Yogyakarta. Pria tersebut membantu setelah tahu bahwa
Walli hanya membawa uang sekitar Rp.534.000 (di saku dan ATM).
"Abang itu baik. Aku dikasih 100 Turki Lira,"
ujarnya.
Sampai di Turki
Singkat cerita, ketika sampai di rumah Edanur, Walli
mendapatkan bantuan dari seorang pria yang masih memiliki hubungan keluarga
dengan Edanur.
Pria tersebut mendampingi Walli saat acara lamaran, serta
membantu Walli agar bisa memberikan antaran sesuai adat setempat.
"Alhamdulillah ada kerabat Edanur yang menjadi bapak
angkatku. Dia bantu aku untuk ngasih antaran bernilai belasan juta,"
pungkasnya. [qnt]