Komitmen itu tak terlepas ambisi mereka mempertahankan gelar juara umum seusai merajai PON Jabar, 2016 lalu.
Mereka meraup setidaknya 217 emas ketika itu.
Baca Juga:
Tutup Peparnas XVI Papua, Jokowi: Bukan Hanya Torang Bisa, Tapi Torang Hebat!
KONI Jabar lalu menyusun program pembinaan berjenjang yang memadukan atlet muda dan senior, terutama di cabang-cabang andalan pendulang emas, seperti dayung, pencak silat, dan atletik.
”Kami bersyukur bisa mempertahankan juara umum. Prestasi ini adalah hasil pembinaan yang kami lakukan selama ini. Ini awal baik untuk keberlanjutan pembinaan di PON berikutnya,” ujar Ketua KONI Jabar, Ahmad Saefudin, di Jayapura, Papua, kemarin.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menambahkan, gelar juara umum di PON Papua adalah ”buah” dari pembinaan atlet sejak dini dan kejuaraan berjenjang.
Baca Juga:
Jawa Barat Berambisi Kawinkan Juara PON dan Peparnas 2021
Anak-anak berbakat di bidang olahraga dimasukkan ke Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Bakat mereka diasah di sana.
Windy Cantika Aisah, lifter peraih medali perunggu di Olimpiade Tokyo 2020 lalu, misalnya, adalah salah satu hasil pembinaan PPLP Jabar. Ia juga menyumbang emas untuk Jabar di PON Papua, meskipun cedera saat tampil di nomor 49 kilogram putri.
”Jabar memiliki PPLP yang membina atlet dari 13 cabang olahraga. Pemerintah kabupaten/kota juga memiliki PPLP di daerahnya masing-masing. Jika hasilnya kami juara umum, itu penantian (hampir) 70 tahun di mana Jabar kembali jadi juara umum berturut-turut sejak 1951-1953,” ungkap Ridwan dalam keterangan tertulisnya.