Menurut para peneliti dalam studi ini, penting bagi sains
untuk mengetahui dari mana lebah-lebah itu berasal dan bagaimana mereka
tersebar luas ke Asia Tenggara, Indonesia, Australia, dan kepulauan-kepulauan
di Samudra Pasifik.
Di tempat-tempat itu lebah-lebah "pelangi" ini
kini memainkan "peran utama penyerbukan" sehingga penting untuk
memahami evolusi bersama antara tanaman dan lebah di daerah tersebut, tulis
para peneliti dalam studi.
Baca Juga:
Australia Mau Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Ini Alasannya
Dorey, seorang fotografer dan ahli lebah-asli, dan
rekan-rekannya menganalisis DNA mitokondria dari tiga spesies Homalictus
berbeda dari Papua Nugini, Pasifik, dan Australia.
DNA mitokondria ini adalah materi genetik yang ditemukan di
pembangkit tenaga sel-sel yang disebut mitokondria yang diwariskan sepanjang
garis keturunan induknya.
Dengan melihat variasi DNA mitokondria untuk spesies yang
berbeda, para ilmuwan dapat mengetahui dari mana mereka berasal dan bagaimana
mereka menyebar.
Baca Juga:
Program CSR Akar Basah PEP Tarakan Field Dapat Perhatian APOGCE 2024
Mereka kemudian menemukan bahwa lebah-lebah ini berasal dari
daerah tropis, sehingga tidak mungkin mereka menyebar dari Afrika atau
Antarktika seperti yang telah disarankan untuk spesies-spesies lebah lain yang
ditemukan di Australia.
Sebagai contoh, penelitian sebelumnya telah menemukan
beberapa lebah Australia lainnya, seperti Exoneurella tridentate, sebenarnya
berasal dari Antarktika jutaan tahun yang lalu.
Menurut para peneliti dalam studi terbaru kali ini,
lebah-lebah Homalictus ini mungkin juga datang dari daerah tropis Asia. Mereka
kemudian menyebar beberapa kali ke Pasifik dan ke daerah subtropis, beriklim
sedang, dan gersang di Australia, tulis para peneliti.