WahanaNews.co | Bukan
rahasia, Australia punya banyak spesies khas yang menarik. Mulai dari mamalia
besar berkantung hingga berbagai jenis serangga cantik.
Salah satu kelompok serangga cantik yang hidup di Australia
adalah lebah "pelangi" dari genus Homalictus.
Baca Juga:
Australia Mau Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Ini Alasannya
Lebah-lebah yang memiliki tubuh berwarna-warni ini telah
menjajah banyak wilayah Australia dan Pasifik Barat Daya.
Lebah Homalictus yang menakjubkan ini berkilauan dengan
bintik-bintik biru aqua, hijau keemasan, dan oranye, menurut Aussie Bee, sebuah
situs web yang diselenggarakan oleh organisasi swasta bernama The Australian
Native Bee Research Centre.
Hewan-hewan kecil ini membawa serbuk sari dengan rambut-rambut
halus di bawah perut mereka dan di kaki belakang mereka, menurut Aussie Bee.
Baca Juga:
Program CSR Akar Basah PEP Tarakan Field Dapat Perhatian APOGCE 2024
Meskipun penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
lebah itu berasal dari Australia, para peneliti belum memeriksa sejarah evolusi
hewan tersebut.
Sekarang, sebuah studi baru menemukan bahwa memang hewan
cantik yang mendengung itu berasal dari daerah tropis Australia dan kemudian
menyebar ke daerah subtropis yang beriklim sedang dan gersang di negara itu dan
kemudian meluas ke Pasifik.
"Lebah-lebah Homalictus adalah penyerbuk tanaman
generalis terkemuka di seluruh Australia dan sejauh utara ke Cina
selatan," ujar James Dorey, seorang kandidat doktor di Flinders University
di Adelaide, Australia, yang menjadi salah satu peneliti dalam studi baru yang
telah terbit pada 23 Maret 2021 di jurnal Transactions of the Royal Society of
South Australia.
Menurut para peneliti dalam studi ini, penting bagi sains
untuk mengetahui dari mana lebah-lebah itu berasal dan bagaimana mereka
tersebar luas ke Asia Tenggara, Indonesia, Australia, dan kepulauan-kepulauan
di Samudra Pasifik.
Di tempat-tempat itu lebah-lebah "pelangi" ini
kini memainkan "peran utama penyerbukan" sehingga penting untuk
memahami evolusi bersama antara tanaman dan lebah di daerah tersebut, tulis
para peneliti dalam studi.
Dorey, seorang fotografer dan ahli lebah-asli, dan
rekan-rekannya menganalisis DNA mitokondria dari tiga spesies Homalictus
berbeda dari Papua Nugini, Pasifik, dan Australia.
DNA mitokondria ini adalah materi genetik yang ditemukan di
pembangkit tenaga sel-sel yang disebut mitokondria yang diwariskan sepanjang
garis keturunan induknya.
Dengan melihat variasi DNA mitokondria untuk spesies yang
berbeda, para ilmuwan dapat mengetahui dari mana mereka berasal dan bagaimana
mereka menyebar.
Mereka kemudian menemukan bahwa lebah-lebah ini berasal dari
daerah tropis, sehingga tidak mungkin mereka menyebar dari Afrika atau
Antarktika seperti yang telah disarankan untuk spesies-spesies lebah lain yang
ditemukan di Australia.
Sebagai contoh, penelitian sebelumnya telah menemukan
beberapa lebah Australia lainnya, seperti Exoneurella tridentate, sebenarnya
berasal dari Antarktika jutaan tahun yang lalu.
Menurut para peneliti dalam studi terbaru kali ini,
lebah-lebah Homalictus ini mungkin juga datang dari daerah tropis Asia. Mereka
kemudian menyebar beberapa kali ke Pasifik dan ke daerah subtropis, beriklim
sedang, dan gersang di Australia, tulis para peneliti.
Para peneliti berharap pemahaman tentang asal usul lebah ini
dapat membantu mengungkap bagaimana perubahan iklim dapat berdampak pada
lebah-lebah di masa depan.
"Mudah-mudahan, keragaman lebah asli kita akan membuat
mereka lebih tahan terhadap skenario iklim masa depan, yang akan sangat penting
untuk pertanian di dunia yang terus berubah," ujar Michael P. Schwarz, peneliti
lainnya dalam studi ini, seperti dilansir Live Science. [rin]