WahanaNews.co | Sisa-sisa kerangka sepasang kekasih yang berusia 1.500 tahun ditemukan di China utara.
Hal yang menarik dari temuan ini adalah pasangan kekasih itu ditemukan dalam satu liang dengan posisi berpelukan.
Baca Juga:
Indonesia Temukan Harta Karun Kiloan Emas, Tak Sengaja Digali
Selain itu juga, dalam analisisnya, peneliti memperkirakan kalau pasangan perempuan mengorbankan dirinya agak bisa dimakamkan bersama kekasihnya.
"Ini adalah pasangan pertama yang ditemukan dalam kondisi berpelukan seperti ini di China," ungkap Qian Wang, peneliti studi dan profesor di Departemen Ilmu Biomedis di Texas A&M College of Dentistry.
Mengutip Live Science, Sabtu (28/8/2021), arkeolog menemukan kerangka pasangan kekasih tersebut pada Juni 2020 dalam sebuah eskavasi kuburan di Provinsi Shanxi.
Baca Juga:
Arkeolog Israel Temukan Masjid Berusia 1.200 Tahun di Wilayah Palestina
Pemakaman itu berisi sekitar 600 kuburan Xianbei, kelompok nomaden kuno di China Utara yang berasimilasi dengan budaya China Han.
Berhubung kuburan sepasang kekasih di China itu unik, para arkeolog memutuskan untuk tak menggali sisa-sisa kerangka sepenuhnya.
Sebagai gantinya, tim membiarkan mereka tetap berpelukan sehingga keduanya bisa tampilkan bersama di museum di masa depan.
Dari analisis, peneliti menemukan jika pasangan laki-laki memiliki tinggi sekitar 161,5 cm dan mengalami beberapa luka.
Termasuk di antaranya adalah patah lengan, bagian jari hilang di tangan kanannya serta bagian tulang di kaki kanannya.
Perkiraan laki-laki meninggal antara usia 29 dan 35 tahun.
Sedangkan, pasangan perempuannya justru cukup sehat ketika ia meninggal.
Tingginya sekitar 157,1 cm dan hanya memiliki beberapa masalah gigi seperti gigi berlubang.
Ia kemungkinan meninggal antara usia 35 dan 40 tahun.
Saat kuburan sepasang kekasih di China ini ditemukan, peneliti juga menemukan jika pada kerangka tangan perempuan tersebut tampak mengenakan cincin di jari manisnya.
Para peneliti menduga, kemungkinan hal itu karena pengaruh kebiasaan dari wilayah barat dan sekitarnya melalui Jalur Sutra, serta asimilasi orang-orang Xianbei.
Hal tersebut mencerminkan integrasi budaya China dan Barat.
Siapa pun yang menguburkan pasangan itu juga melakukannya dengan hati-hati.
Tubuh laki-laki itu melengkung ke arah perempuan.
Lengan kirinya terletak di bawah tubuhnya dan lengan kanan memeluknya dengan tangan bertumpu di pinggangnya.
Lalu tubuh perempuan dalam posisi dipeluk.
Kepalanya menghadap sedikit ke bawah yang berarti wajahnya akan bersandar ke tubuh laki-laki.
Kemungkinan adegan itu merupakan cerminan dedikasi pasangan satu sama lain selama mereka hidup.
"Pesannya jelas, pasangan kekasih yang saling berpelukan demi cinta abadi hingga akhirat," tulis peneliti dalam studi.
Lebih lanjut, tim peneliti memiliki beberapa ide tentang bagaimana pasangan itu bisa berakhir di kuburan yang sama.
Menurut peneliti, tak mungkin kekasih meninggal pada saat yang sama karena kekerasaan, penyakit, atau keracunan, karena belum ada bukti dari hal ini.
Sang laki-laki bisa saja meninggal terlebih dahulu dan perempuan mengorbankan dirinya agar mereka bisa dimakamkan bersama.
Akan tetapi, asumsi lainya, perempuan itu meninggal lebih dahulu dan pria mengorbankan dirinya sendiri.
Hanya saja kemungkinannya kecil, karena perempuan tampaknya memiliki kesehatan yang lebih baik dari pasangannya.
Meski kuburan pasangan ini masih menjadi misteri, namun itu menjadi sebuah pertunjukan unik dari emosi manusia dan menawarkan pandangan mengenai cinta, kehidupan, kematian, dan kehidupan setelah kematian.
Studi dipublikasikan secara daring di International Journal of Osteoarchaeology. [dhn]