WahanaNews.co | Nama Keluarga Rothschild kembali menjadi sorotan publik. Sebuah sumber di internet mengklaim bahwa keluarga Yahudi super kaya itu disebut-sebut menjadi pihak yang paling diuntungkan dalam penanganan pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh dunia.
Unggah dokumen yang dilampirkan untuk mendukung klaim tersebut, menyebut bahwa keluarga Rothschild memegang paten pelacakan pasien infeksi virus corona dan memiliki paten pengujian Covid-19 sejak 2015.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Akan tetapi setelah ditelusuri oleh Reuters, klaim mengejutkan itu ternyata palsu. Di tahun 2015 seorang memang ada pria bernama Richard A. Rothschild yang mengajukan sebuah paten. Namun bukan untuk pelacakan virus corona, melainkan paten tersebut digunakan untuk melakukan pelacakan biometrik.
Teori konspirasi tentang keluarga Rothschild bukan datang kali ini saja, melainkan sudah sangat sering, dan secara periodik mengemuka di internet. Keluarga ini sebelumnya sering dikaitkan dengan teori tentang Illuminati, Tatanan Dunia Baru, dan kelompok uang gelap lainnya yang diduga menarik tali pemerintah dunia, dan keluarga Rothschild telah disalahkan atas berbagai hal buruk mulai dari memulai perang untuk keuntungan pribadi, mendanai Holocaust hingga pembunuhan presiden AS.
Lalu bagaimana dengan klaim kekayaan yang katanya mencapai US$ 350 miliar atau lebih dari Rp 5.000 triliun? Atau klaim lain yang menyebut keluarga ini mengendalikan hampir seluruh sistem perbankan dunia?
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Keluarga Rothschild memiliki sejarah panjang. Benih kerajaan perbankannya ditanam di Eropa yang dilanda perang pada awal 1800-an, ketika putra-putra Mayer Amschel Rothschild meninggalkan negara asalnya Jerman untuk menyebarkan nama keluarga ke seluruh penjuru benua biru.
Dalam artikel yang terbit tahun 2010, Financial Times menyebutkan bahwa keluarga ini di awal ekspansinya memiliki visi untuk membangun bisnis terpadu yang melampaui batas geografis yang tersebar di Prancis, Inggris, Italia, Jerman, dan Austria.
Lebih dari 200 tahun dan banyak pergolakan kemudian, dinasti keluarga masih utuh. Bisnis inti perbankan sekarang berada di tangan generasi ketujuh dan sebagian besar masih dimiliki oleh keturunan Mayer Amschel, meskipun keluarga baru-baru ini menunjuk seorang non-kerabat sebagai kepala eksekutif untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Dari semua divisi bisnis Rothschild, cabang Prancis bisa dibilang menghadapi turbulensi terbesar.
Didirikan pada tahun 1812 oleh Baron James de Rothschild, anak bungsu dari lima bersaudara, bisnis ini berkembang dengan menerbitkan obligasi untuk pinjaman pemerintah, membiayai kereta api dan bisnis pertambangan. Bisnis tersebut direbut oleh negara selama perang dunia kedua dan mengalami nasionalisasi pada 1980-an ketika pemerintah sosialis Prancis mengambil alih semua bank dengan simpanan di atas 1 miliar franc Prancis (US$ 170 juta dengan kurs tahun 1982).
Bank milik keluarga, Banque Rothschild, menjadi Compagnie Européenne de Banque milik negara, dan keluarga tersebut menerima 150 juta franc Prancis untuk bagian ekuitasnya.
Setelah melewati berbagai turbulen bisnis, Pada tahun 2003, bisnis Prancis bergabung dengan cabang Inggris di bawah perusahaan baru, Concordia BV.
Pada tahun 2008, dua abad semenjak lima putra Mayer Rothschild tersebar di seluruh Eropa, semua kepemilikan direorganisasi di bawah satu perusahaan, pemegang saham Paris Orléans yang berbasis di Prancis, menyatukan bisnis keluarga.
Hingga saat ini tidak ada yang tahu pasti total kekayaan dari Keluarga Rothschild, tetapi klaim bahwa mereka memiliki kekayaan bersih US$ 350 miliar (Rp 5.000 triliun) mungkin terlalu berlebihan dan dibesar-besarkan.
Klaim tersebut awalnya diestimasi oleh web finansial Investopedia, dan saat ini klaim tersebut sudah ditarik kembali.
Dalam catatan editor, Investopedia menyebut "Perkiraan US$ 350 miliar berasal dari sumber yang tidak memenuhi standar Investopedia dan karenanya kami mencabutnya. Perkiraan bahwa keluarga Rothschild menguasai lebih dari US$ 2 triliun aset juga tidak cukup sumbernya dan ditarik kembali."
Saat ini, bisnis Rothschild berada dalam skala yang jauh lebih kecil daripada sepanjang abad ke-19, meskipun mencakup beragam bidang, termasuk: real estat, layanan keuangan, pertanian campuran, energi, pertambangan, pembuatan anggur, dan organisasi nirlaba.
Selain itu hanya terdapat satu anggota keluarga yang masuk dalam daftar orang terkaya dunia versi Forbes yakni Benjamin de Rothschild. Akan tetapi awal tahun ini dia telah meninggal akibat serangan jantung di umur 57 tahun.
Meskipun keluarga Rothschild jelas merupakan salah satu kekuatan finansial paling signifikan di dunia selama berabad-abad yang lalu, saat ini mereka tidak lagi memiliki pengaruh yang sama dalam skala global. [JP]