WahanaNews.co | Bagian luar kulitnya dipadati duri berwarna kekuningan, benar-benar persis dengan durian. Namun, ukurannya jauh lebih kecil. Aromanya juga ada sedikit aroma durian, namun tidak terlalu menyengat.
Ketika dibuka, bentuk daging dan biji buahnya pun menyerupai durian, namun warnanya lebih jingga.
Baca Juga:
Dinas TPHP Bengkulu Tetapkan Harga Jual TBS Sawit Oktober 2024 Rp2.550 per Kg
Jika belum pernah melihatnya, kita akan sangat mungkin tertipu menyangka buah itu adalah durian. Padahal, buah itu adalah buah lai, buah eksotis yang berasal dari hutan Kalimantan.
Di Jogja, buah lai memang sedang sangat populer. Dan bulan ini merupakan puncaknya musim buah lai. Tapi, bagaimana dengan rasanya" Apakah rasa buah lai juga seperti buah durian"
Dari segi bentuk, daging buah lai memang menyerupai buah durian. Namun jika warna daging durian umumnya kuning, warna buah lai cenderung lebih jingga (meskipun ada juga yang berwarna kuning cerah persis seperti durian) sehingga terlihat lebih menarik. Secara tekstur, daging buah lai relatif lebih padat ketimbang durian yang akan sangat lembek ketika sudah masak.
Baca Juga:
Pengunjung Mencapai 80 Ribu Orang, Festival Bunga dan Buah Tahun 2024 Resmi Ditutup
"Rasanya juga agak ada duriannya, manis terus ada sedikit pahitnya, ada legit-legitnya kayak durian," kata Hendri Susanto, seorang supplier buah lai di Jogja, Jumat (27/8).
Benar saja, ketika dilumat buah lai memang memiliki tekstur yang mirip dengan durian. Tapi daging buahnya jauh lebih lembut, tidak seperti durian yang berserat sehingga terkadang menyangkut di sela-sela gigi. Aroma yang tercium juga ada sedikit aroma durian, namun lebih ringan sehingga tidak terlalu menyengat.
"Jadi cocok buat orang yang enggak suka durian tapi mau belajar makan durian," ujarnya.
Dengan rasa seperti itu membuat buah lai bisa diterima oleh lebih banyak orang ketimbang durian. Orang yang suka durian bisa dipastikan suka lai, dan orang yang tidak suka durian bisa juga suka dengan lai.
"Apalagi kalau masak pohon, itu rasanya bisa lebih manis dari durian," kata Hendri.
Karakter Buah Lai Berbeda Tiap Daerah
Suplier buah lai lain di Jogja, Anwar Sudarsono, mengatakan meski sama-sama berasal dari Kalimantan tapi karakter buah lai tiap daerah bisa berbeda. Saat ini, paling sering dia mengambil buah lai dari Pontianak, Kalimantan Barat; Samarinda, Kalimantan Timur; serta Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Buah lai dari Kalimantan Barat menurutnya memiliki rasa yang lebih manis ketimbang dari daerah lain, namun ukurannya lebih kecil.
"Kalau dari Kalteng atau Kaltim itu lebih besar ukurannya, tapi manisnya masih lebih manis dari Kalbar," ujar Anwar.
Seperti durian, menurut dia kemungkinan besar buah lai juga bisa dijadikan berbagai macam olahan makanan dan minuman seperti dodol, selai, es, atau jus. Namun karena belum populer, saat ini masih jarang orang yang mengaplikasikannya untuk bahan makanan atau minuman.
"Buahnya juga musiman kan, enggak setiap hari ada," ujarnya.
Untuk memilih buah lai yang manis, cara paling mudah adalah dengan melihat warna kulitnya. Jika warna kulit buah lai sudah kekuningan, maka kemungkinan besar sudah masak. Selain itu, aroma buah lai yang sudah masak juga akan tercium harum dengan aroma manis mirip durian.
Ada juga beberapa buah lai yang kulitnya sedikit terbuka, itu justru menurutnya memiliki rasa yang lebih manis karena masak pohon. Namun karena kulitnya sudah terbuka, buahnya menjadi tidak tahan lama, beberapa hari saja sudah masam. Karena itu untuk dikirim ke luar kota biasanya dipilih buah lai yang masih setengah masak.
"Tapi karena sudah enggak sabar pengin cobain, biasanya orang langsung buka saja, padahal harusnya diperam dulu sehari atau dua hari. Karena belum masak jadi rasanya kurang enak dan biasanya banyak yang kecewa," ujar Anwar.
Pakar Manajemen Produksi Tanaman dari Fakultas Pertanian UGM, Dody Kastono, mengatakan bahwa buah lai atau Durio kutejensis memang berkerabat dekat dengan durian. Karena itu, buah lai memiliki bentuk dan rasa yang mirip dengan durian. Tak hanya buahnya, pohon lai juga sangat mirip dengan pohon durian.
"Karena masih satu keluarga, makanya buah lai dan durian sangat mirip," ujarnya.
Menurut dia, di Kalimantan buah lai juga sudah banyak dijadikan olahan berbagai jenis makanan, salah satunya menjadi cemilan berupa keripik. Karena punya rasa yang manis, bukan tidak mungkin juga buah lai dijadikan olahan makanan lain seperti selai, es, jus, dan sebagainya.
Tidak seperti kerabat dekatnya, durian, yang sudah dibudidayakan di mana-mana. Buah lai saat ini belum banyak dibudidayakan, sehingga saat ini masih didapatkan dari dalam hutan.
Kendati demikian, bukan berarti pohon buah lai tidak bisa dibudidayakan. Meski berasal dari Kalimantan, menurutnya buah lai juga bisa ditanam di Jawa.
"Bisa saja, seperti cempedak yang asli Kalimantan kan sekarang juga mulai dibudidayakan di Jawa," ujar Dody. [rin]