WahanaNews.co | Sebagai ujung tombak pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki peran yang
sangat vital.
Dengan seluruh kemampuan yang dipunyai,
tak ayal, seluruh satuan di tiga matra TNI sangat ditakuti dunia.
Baca Juga:
Dalam rangka Memeriahkan Hari Bhayangkara ke-79, Polres Subulussalam Laksanakan Olahraga Bersama
Diberitakan, mantan Panglima Angkatan Bersenjata
Amerika Serikat (US Armed Forces),
Jenderal (Purn) Peter Pace, menyatakan bahwa Korps Marinir TNI Angkatan Laut
adalah salah satu yang terbaik di dunia.
Tak hanya itu, Pace juga menyebut
bahwa Korps Marinir TNI Angkatan Laut berada di posisi tiga besar yang terkuat
di dunia.
Oleh sebab itu, penempatan pasukan
Korps Marinir AS (US Marine Corps) di
wilayah Asia Tenggara, sama sekali tidak diarahkan pada tujuan menyerang sebuah
negara, apalagi Indonesia.
Baca Juga:
Siaga Merah di Kualanamu: Ancaman Bom Guncang Bandara, Jemaah Haji Dievakuasi
Pace secara jujur mengatakan, AS
bahkan tidak berani bermimpi untuk menyerang Indonesia.
Meskipun, di sisi
lain, AS adalah salah satu negara terkuat dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara
(NATO).
"Saat ini ada 3 kekuatan besar
Marinir dunia, dan Indonesia berada pada posisi ke 3. Penempatan US Marine hanya untuk stabilitas kawasan
di Asia Tenggara. Jangan bermimpi AS berencana menyerang Indonesia, meski AS pimpinan NATO. Tidak pernah terpikir
oleh pemimpin AS untuk menyerang Indonesia," ujar
Pace, dikutip dari TV ABC 13.
Pengakuan Pace terhadap kehebatan TNI
tidak hanya itu.
Pace tahu betul bahwa Pasukan Angkatan
Bersenjata AS sering berlatih bersama dengan TNI.
Dan di saat itu pula, pasukan AS
melihat langsung bagaimana kegarangan pasukan TNI.
Pace mengakui, anak
buahnya kerap tak bisa menyaingi kehebatan personel TNI dalam setiap kali
kesempatan latihan bersama.
"Kita sering berlatih dengan
Indonesia. Kita sadar bagaimana kemampuan pasukan khusus Indonesia, pasukan
kita sering kewalahan dalam setiap latihan perang dengan Indonesia," kata
Pace melanjutkan.
Selain Pace, satu purnawirawan Perwira
Tinggi Angkatan Darat AS lainnya juga mengetahui kedigdayaan pasukan
elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Komandan Operasi Badai Gurun (Desert Storm) di Irak, Jenderal (Purn)
Tommy Franks, mendapatkan laporan bagaimana sepak terjang prajurit Kopassus
saat membebaskan sandera di Bandara Don Mueang, Thailand.
Aksi pasukan Kopassus dalam Peristiwa
Woyla itu membuat Franks geleng-geleng kepala.
Bagaimana tidak, pasukan Kopassus di
bawah komando Letkol Inf Sintong Panjaitan hanya membutuhkan waktu 2 menit 49
detik untuk membebaskan 57 orang sandera di pesawat Garuda Indonesia DC-9.
Menurut Franks, laporan itu ia dapatkan langsung dari pasukan elite Angkatan Darat AS, Delta Force.
Diungkap Franks, Delta Force memantau secara detail bagaimana pasukan Kopassus
menjalankan operasi tersebut.
Franks juga berani memastikan, tidak
ada militer di belahan negara mana pun yang mampu menyamai kemampuan taktik
tempur yang dimiliki TNI dan rakyat Indonesia.
Ya, taktik itu tidak lain adalah
taktik perang gerilya.
"Saat operasi pembebasan sandera
di pesawat yang dibajak di Bangkok Thailand, Delta Force memantau operasi tersebut. Operasi berjalan sukses dan
sangat efektif," ucap Franks.
"Hal lain yang tidak dimiliki
oleh pasukan negara lain, Anda akan terkejut bila mendapati satu
mata pelajaran yang takkan didapat di pendidikan elite militer manapun, yakni
pendidikan gerilya," katanya. [qnt]