"Coretan dinding dibuat artistik (pelakunya seniman),
bertuliskan "Sekali Merdeka Tetap Merdeka, Merdeka atau Mati, Lebih Baik Mati
Daripada Dijajah Lagi, Pertahankan Bendera Kita!"", tulis Lasarus.
Selain mural dengan pekikan semangat berbahasa Indonesia,
dibuat juga mural berbahasa Inggris. Ekspresi luapan semangat bertuliskan Away
with NICA, We Fight for Democracy, Once Free Forever Free, We Have Only to
Win!, Life, Liberty and Persuit to Happiness, tergambar dihampir seluruh
penjuru Kota Yogyakarta.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
Mohammad Yamin, selaku pelaku sejarah, mengenang
dalamProklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia terbitan 1952, tentang slogan
yang mengena baginya dan mungkin sebagian besar yang membacanya. Menurutnya,
coretan bertuliskan Respect Our Constitution, August 17! merupakan coretan
dengan makna mendalam, mengingat adanya upaya Belanda dan Sekutu untuk kembali
ke Indonesia pasca konstitusi 17 Agustus telah berdiri tegap.
Tulisan tersebut, mengandung arti teriakan bangsa Indonesia
kepada Jepang dan Belanda-Inggris untuk menghargai dengan tidak melanggar
konstitusi. "Teriakan ini berisi peringatan kepada Belanda-Inggris yang
hendak mendaratkan kapalnya untuk melakukan agresi" tulis Yamin.
Coretan-coretan dinding menjadi bukti gelora semangat
segenap bangsa di tahun 1945-1946. Nasionalisme tergambar pada goresan cat
minyak yang tertuang menggoretkan setiap hurufnya. Menandakan semangat
perjuangan, begitu juga saat tiba Belanda-Inggris mengancam kedaulatan, segenap
bangsa telah sepakat dengan persatuannya melawan mereka sampai titik darah
penghabisan. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.