Dari sini, Mittal mengubah perusahaan
keluarganya menjadi raksasa global yang menjangkau 14 negara dan berhasil
mempekerjakan 150.000 orang.
Dengan kerja kerasnya juga dirinya
berhasil mempelopori pengembangan pabrik mini terintegrasi dan penggunaan Direct Reduced Iron (DRI) sebagai pengganti besi tua yang
menjadi bahan dasar pembuatan baja, serta mampu berkonsolidasi dengan industri
baja global.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Terbukti, pada
2004, Mittal Steel menjadi pembuat baja terbesar di dunia dengan pengiriman
produksi sebanyak 42,1 juta ton baja dan mampu membukukan keuntungan lebih dari
US$ 22 miliar.
Lakshmi Mittal kini tercatat sebagai
CEO Arcelor Mittal dan menjabat sebagai direktur non-eksekutif
di beberapa perusahaan, seperti Goldman Sachs, EADS, dan ICICI Bank.
Mittal juga dilaporkan terus melakukan
akusisi kepada beberapa perusahaan baja di dunia, seperti
Ilva, yang merupakan perusahaan baja asal Italia.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
Lewat Arcelor, Mittal
menawarkan dana US$ 2,1 miliar, dan juga
mengakuisisi Essar Steel sebesar US$ 5,9 miliar. Proses akuisisi tersebut dilakukan
pada tahun 2018.
Kekayaan Mittal akan terus bertambah
seiring grup perusahaannya melakukan diversifikasi bisnis ke perkapalan, batu
bara, listrik, dan minyak.
Mittal dikenal banyak orang karena
keberhasilan mengubah perusahaan sakit menjadi emas. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.