Namun, jika kejadian itu terjadi sesudah kejadian gempa
besar di daerah subduksi sangat mungkin kearifan lokal yang dipercaya itu
terjadi.
Karena, gempa besar di daerah subduksi biasanya menyebabkan
air laut surut, bau garam menguap, dan bisa dijadikan tanda untuk meningkatkan
kewaspadaan, serta segeralah menuju ke tempat yang tinggi. "Tapi syaratnya
ya itu, ada kejadian gempa yang signifikan sebelumnya," jelasnya.
Baca Juga:
Tsunami Setinggi 1 Meter Terdeteksi di Jepang Setelah Gempa Magnitudo 6,9
Sementara itu, Ahli Tsunami Indonesia Widjo Kongko
mengatakan, Jawa Selatan menghadap daerah subduksi dengan potensi ancaman gempa
bumi megathrust dan berpotensi memicu tsunami yang tinggi di Banyuwangi.
Ditegaskan Widjo, sampai saat ini belum ada teknologi yang
bisa memprediksi gempa yang dapat menyebabkan tsunami. Selain itu, belum ada
kajian yang mapan bagaimana hewan laut atau ikan dan atau fenomena air laut
yang relevan sebagai precusor atau prediksi gempa bumi dan tsunami.
"Saya kira yang saat ini terjadi yaitu adanya ikan
minggir bisa saja karena faktor lain, dan ini beberapa kali sudah pernah
terjadi sebelumnya dan tidak diikuti gempa atau tsunami," jelas Widjo. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.