WahanaNews.co | Cabai merupakan komoditas strategis di Indonesia, lantaran mampu memengaruhi tingkat inflasi akibat fluktuasi harga yang sering terjadi di pasaran. Salah satu jenis cabai yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah cabai rawit.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, cabai rawit (Capsicum frutescens) termasuk dalam famili Solanaceae dan merupakan tanaman berumur panjang (menahun).
Baca Juga:
Imbas Banjir-Longsor di Sumatera, Harga Cabai Meroket di Gunungsitoli
Tanaman cabai rawit dapat hidup antara dua hingga tiga tahun apabila dipelihara dengan baik dan kebutuhan haranya tercukupi.
Terdapat beberapa jenis cabai rawit, antara lain rawit kecil, sedang dan besar. Umumnya cabai rawit kecil rasanya sangat pedas.
Budidaya cabai rawit secara umum tidak berbeda nyata dengan budidaya cabai merah. Namun, yang harus diperhatikan adalah jarak tanam dan pemupukannya.
Baca Juga:
Harga Sejumlah Kebutuhan Pokok di Kota Gunungsitoli Turun
Karena umurnya yang panjang, pemupukannya lebih banyak. Umumnya tanaman cabai rawit lebih tahan terhadap penyakit dibanding cabai yang lainnya.
Pemupukan merupakan salah satu komponen yang sangat mempengaruhi hasil bagi petani cabai, sehingga komponen pupuk ini harus benar-benar dipahami dan dilaksanakan oleh petani dalam usaha taninya.
Berikut panduan pupuk untuk cabai rawit agar rajin berbuah.