WAHANANEWS.CO., Jakarta - Sebuah kasus medis luar biasa terjadi di Huaihua, Provinsi Hunan, China, dan menjadi sorotan dunia.
Seorang pria berusia 30-an harus dilarikan ke Unit Gawat Darurat karena sakit perut hebat, namun apa yang ditemukan dokter sungguh di luar nalar.
Baca Juga:
Ditusuk Pakai Gunting, Notaris Bogor Dibuang ke Citarum Setelah Dicekik 15 Menit
Pasien tiba di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Hunan pada 1 Juli 2025 dalam kondisi lemah, wajah pucat, penuh keringat, dan terus mengerang sambil memegangi perutnya.
Tim medis curiga terhadap infeksi serius karena perutnya terasa sangat keras, sebuah indikasi adanya peritonitis difus, infeksi akut pada rongga perut yang bisa berujung fatal jika tidak segera ditangani.
Hasil CT Scan menunjukkan benda asing misterius bersarang di dalam tubuhnya.
Baca Juga:
Iran Barter Minyak untuk Rudal China, AS dan Israel Ketar-Ketir
Pemeriksaan lanjutan menguak kebenaran mengejutkan: benda itu ternyata seekor belut hidup sepanjang 30 cm yang masuk melalui rektum, lalu menembus kolon sigmoid, dan akhirnya menembus hingga ke rongga perut.
Kondisi makin rumit karena pasien baru saja menyantap semangkuk mi satu jam sebelum operasi, yang membuat penggunaan anestesi umum berisiko tinggi akibat potensi muntah dan aspirasi.
Dalam situasi darurat, tim dokter dari berbagai disiplin seperti gastroenterologi dan bedah berdiskusi cepat dan memutuskan untuk melakukan tindakan laparoskopi atau operasi minimal invasif.
Tindakan kolonoskopi tak mungkin dilakukan karena usus sudah tertembus.
Saat prosedur berlangsung, dokter menemukan belut tersebut masih hidup dan aktif menggeliat di dalam rongga perut.
Bagian dalam perut pun sudah terkontaminasi parah oleh cairan usus dan bakteri.
Dengan hati-hati, dokter berhasil menjepit dan mengangkat belut tersebut secara utuh, menjahit robekan pada usus besar, serta membilas rongga perut menggunakan larutan garam untuk mencegah infeksi lanjutan.
Untungnya, berkat koordinasi cepat dan kerja tim medis yang sigap, pria tersebut berhasil selamat dari kondisi kritis. Setelah menjalani masa pemulihan intensif, ia akhirnya diperbolehkan pulang dalam kondisi stabil.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]