WahanaNews.co, Jakarta - Pekerjaan Jalan Beton Tembus Kelapa Gading-Pulo Gadung CS TA 2023 diduga tanpa metode pelaksanaan, akibatnya dibeberapa titik jalan yang sudah dicor menggunakan beton ready mix rusak dan mengharuskan pihak pelaksana melakukan perbaikan dengan cara melakukan pembongkaran menggunakan alat berat.
Hal ini dikatakan Ketua Umum Perkumpulan Suara Pemuda Indonesia usai melakukan investigasi ke lokasi pekerjaan, Rabu (29/11).
Baca Juga:
Anggaran Pembangunan Rehab Kantor UP-PKB Pulogadung Dipertanyakan
Berdasarkan papan proyek dilokasi memuat nama paket pembangunan peningkatan jalan-jalan setrategis Provinsi DKI Jakarta tahun 2023, nomor kontrak 521/PN.01.02, pelaksana PT. Lagoa Nusantar.
Dalam papan proyek tidak memuat nilai kontrak, kapan dimulai dan kapan selesai. Sementara dalam RUP Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta tahun 2023 diketahui nilai pagu paket Rp 20,778 miliar.
Hasil penelusuran WahanaNews pada Katalog Lokal Beton Provinsi DKI Jakarta pekerjaan jalan beton terpasang diketahui, PT. Lagoa Nusantara tidak memuat metode pelaksanaan pekerjaan dalam spesifikasi yang ditawarkan pada etalase produk jalan beton terpasang.
Baca Juga:
Izin Bangunan 6 Lt di Pemukiman Warga Gondangdia Dipertanyakan
Padahal, metode pelaksanaan adalah merupakan acuan untuk melaksanakan pekerjaan di lapangan agar dapat menghasilkan mutu pekerjaan yang ditetapkan sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan dalam dokumen kontrak.
Lebih lanjut Torang mengatakan, untuk menjamin mutu bahan dari hasil pekerjaan, pemeriksaan pengujian seharusnya dilakukan seperti alat pengujian beton, test kubus, slump test, metode pelaksanaan , uji kuat tekan, uji kelenturan dan pengendalian mutu dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan dasar yang akan digunakan pada pekerjaan.
Beton yang dihasilkan harus memenuhi kekuatan sesuai dengan yang ditentukan dalam perencanaan. Kandungan udara harus masih dalam batas yang dianjurkan sesuai dengan ukuran agregat dan daerah di mana beton akan digunakan. Beton harus mempunyai faktor air semen yang tidak lebih besar dari yang dianjurkan untuk mengatasi kondisi lingkungan yang mungkin terjadi.
Bahan yang digunakan harus berasal dari sumber yang telah diketahui dan dibuktikan telah memenuhi persyaratan dan ketentuan, baik mutu maupun jumlahnya. Bila kondisi setempat tidak memungkinkan, maka dapat dilakukan perubahan/penyesuaian terhadap persyaratan tersebut tanpa mengurangi mutu hasil pekerjaan.
Pengendalian mutu ini dijalankan untuk memeriksa dan menjamin agar bahan-bahan yang digunakan pada pekerjaan telah memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
“Kualitas pekerjaan dari suatu proyek benar-benar dituntut dari masing-masing item pekerjaan dan metode pelaksanaan pekerjaan”, ujar Torang.
[Redaktur: JP Sianturi]