WahanaNews.co | Budi Cahyono, koordinator relawan penyelam dari Persatuan Olahraga
Selam Seluruh Indonesia (Possi), masih berjaga di tenda relawan, menunggu arahan Basarnas untuk melakukan penyelaman di hari
ketiga pencarian puing dan korban Sriwijaya Air SJ-182, di
Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Jakarta Utara, Senin
(11/1/2021).
Tujuh tabung oksigen terlihat di depan
tenda Possi. Sementara empat relawan penyelam lainnya terlihat masih tidur di
atas tandu.
Baca Juga:
Sriwijaya Air Beberkan Alasan 27 Ahli Waris Belum Dapat Ganti Rugi
"Lima belas penyelam kita di kapal
belum pulang, Mas. Tapi, kita
sedang bersiap jika memang harus berangkat sekarang," kata pria 49 tahun itu
kepada wartawan.
Bukan pertama ini saja Budi ikut serta
dalam tim penyelamatan kecelakaan pesawat di laut.
Pada Oktober 2018 lalu, ia juga ikut
penyelaman mencari puing pesawat Lion JT-610 di
perairan Karawang, Jawa Barat.
Baca Juga:
KNKT Beberkan Misteri Sriwijaya Air Jatuh di Kepulauan Seribu
Menurut Budi,
kesulitan di tiap penyelaman penyelamatan selalu beragam.
Dalam pencarian Sriwijaya Air SJ-182, kesulitan yang ditemui timnya di lokasi pencarian masih
terkait faktor alam.
"Cuaca kemarin kurang bagus, Mas. Di dalam airnya keruh, jadi tim kita belum ada yang
mendapatkan puing itu. Mudah-mudahan hari ini keadaan laut bersahabat," kata
Budi.
Budi mengungkapkan, di kedalaman 20-25
meter pada titik lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, penyelam hanya bisa bertahan selama 45 menit hingga 1 jam.
Oleh karena itu, kebugaran tubuh
penyelam sangat penting.
"Oke di sini (posko) dia fit, (tapi) pas naik kapal, melakukan perjalanan
ke lokasi dan sampai sana kondisinya kurang baik, kita tidak akan turunkan,"
kata dia.
Pada umumnya, kata Budi, dalam
pencarian badan pesawat dan korban penumpang butuh mental yang kuat bagi
penyelam.
Mereka harus tetap tenang ketika
melihat potongan tubuh manusia dan puing-puing pesawat.
"Emosi penyelam pasti bercampur aduk
ketika melihat hal tersebut. Saya juga pernah mengalami itu. Kaget dan takut, pasti ada. Tapi, kita harus tetap tenang, demi keselamatan kita sendiri,"
ujarnya.
Hal tersebut, ucap Budi, pasti
dirasakan oleh penyelam yang kemarin dan sekarang melakukan pencarian.
Pada hari ketiga pencarian, KRI
Semarang (594) dikerahkan berlayar menuju titik lokasi jatuhnya pesawat
Sriwijaya Air.
"Hari ketiga ini kita akan
memaksimalkan alutsista yang ada. Kita juga menerima banyak relawan, tapi kita akan menyeleksi, karena di
lapangan butuh keahlian," kata Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI Marsekal Rasman, selaku SAR Mission Coordinator
(SMC).
Untuk kegiatan hari ini, Rasman
mengatakan, Basarnas menyiapkan 12 pantauan di udara, dan 53 unsur laut.
"Penyelam juga sudah cukup banyak dan
hebat, wilayah pencarian kita perluas," ujarnya. [dhn]