WahanaNews.co | Di zaman modern seperti sekarang, inovasi produk makanan dan minuman kemasan terus ditingkatkan oleh pelaku produsen. Hal ini untuk menjaga kualitas dan memaksimalkan daya simpannya.
Makanan instan menjadi salah satu produk kemasan yang banyak diminati konsumen. Jenis makanan ini umumnya diberikan pengawet untuk memperpanjang masa kedaluarsa.
Baca Juga:
Bijak Ber-TKDN, Pj Wali Kota Bekasi: "Jadilah Pahlawan dengan Berperan dalam Pertumbuhan Ekonomi"
Dalam bisnis pangan, tanggal kedaluarsa biasanya dituliskan dengan kode “expired date” atau “best before”. Kode ini umumnya diikuti oleh tanggal dan tahun yang menandakan produk sudah tidak layak konsumsi.
Meski terlihat sama, nyatanya dua kode ini memiliki arti yang berbeda. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang perbedaan best before dan expired date yang bisa Anda ketahui.
Baca Juga:
Kemasan Produk yang Menarik Perhatian Konsumen
Perbedaan Best Before dan Expired Date
Mengutip laman FreshMag, perbedaan best before dan expired date terletak pada kondisi produk saat hendak dikonsumsi. Pada makanan yang sudah melewati masa expired date, keamanannya dinyatakan sudah rusak.
Makanan tersebut rentan terhadap pencemaran jamur dan faktor buruk lainnya. Oleh karena itu, konsumen disarankan untuk tidak mengonsumsinya karena ditakutkan bisa membahayakan kesehatan.
Contoh kode expired date bisa ditemui pada beberapa jenis makanan, salah satunya air mineral. Dalam ilmu pangan, air sebenarnya tidak memiliki masa kedaluarsa.
Namun, zat-zat kimia yang terkandung di dalam kemasan bisa menjadi penyebabnya. Oleh karena itu, air mineral yang sudah memasuki masa expired date sebaiknya tidak lagi dikonsumsi.
Berbeda dengan expired date, best before memiliki arti “baik dikonsumsi sebelum”. Kode ini berkaitan erat dengan kualitas makanan yang mencakup tekstur, aroma, dan rasa.
Makanan yang sudah melewati batas best before bukan berarti tidak layak konsumsi, melainkan sudah berubah mutunya. Biasanya makanan akan beraroma tak sedap, teksturnya lembek, dan rasanya berubah.
Meski begitu, sebaiknya konsumen tetap waspada sebelum mengonsumsi makanan yang sudah melewati masa best before. Beberapa hal harus Anda perhatikan.
Selama kemasan masih dalam kondisi tersegel, tidak rusak, dan produk diletakkan di tempat yang sesuai, maka makanan dijamin terjaga kualitas dan kesegarannya. Pada kondisi ini, Anda boleh mengonsumsinya.
Berbeda dengan kemasan plastik, pada kemasan kaleng Anda harus memerhatikan beberapa hal yang mencakup kualitas kemasan. Pastikan kaleng tidak bocor, kembung, penyok, dan berkarat.
Bicara soal sikap bijak dalam memilah produk kemasan, pelaku bisnis juga harus ikut serta dalam hal ini. Jangan sampai makanan kedaluarsa dikonsumsi oleh konsumen.
Untuk menghindari risiko tersebut, pelaku bisnis perlu menerapkan metode penyimpanan makanan yang sesuai. Dikutip dari laman Food Safety, metode ini dikenal sebagai First In First Out (FIFO), berikut penjelasannya:
Pastikan produk yang disediakan dalam keadaan aman dan tersegel.
Pindahkan barang yang mendekati tanggal kedaluwarsa ke bagian depan rak
Beri label dengan jelas dan beri tanggal pada wadah jika makanan tidak disimpan dalam kemasan aslinya
Periksa secara berkala tanggal kedaluarsa produk.
Buang semua makanan yang menunjukkan tanda-tanda pembusukan. [qnt]