WahanaNews.co | Ada kesan berbeda dari area kolong jembatan yang terletak di sebelah timur kampus Universitas Negeri Jakarta.
Istilah 'ilmu ada di berbagai tempat' pun kini terbukti dengan keberadaan sekolah khusus anak-anak yang tinggal di area sekitar kolong jembatan Rawamangun, Jakarta Timur.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Awalnya rumah belajar ini dikenal dengan nama Sekolah Kolong Pelangi. Kini, ia telah berganti nama menjadi Rumah Belajar Pelangi Nusantara.
Senada dengan namanya, rumah belajar yang didirikan oleh Valentina Sastrodihardjo memiliki misi untuk meningkatkan wawasan kebhinekaan anak.
Nilai-nilai Pancasila, menghafal lagu-lagu kebangsaan, mengenal keberagaman, adalah beberapa di antara subyek-subyek yang diajarkan di sini.
Baca Juga:
Pj Wali Kota Madiun Resmikan Sekolah Terintegrasi untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan
Berangkat dari rasa prihatin terhadap banyaknya jumlah anak di bawah umur yang sudah bekerja keras untuk menghidupi keluarganya, Valent, begitu ia akrab disapa, memutuskan untuk mendirikan rumah belajar demi mengembalikan hak anak-anak untuk belajar dan bermain.
"Itu tahun 2010, saya berkuliah di Universitas Negeri Jakarta di daerah Rawamangun. Di situ lah saya melihat pertama kali. Keprihatinan yang saya lihat, setiap perempatan kok banyak anak-anak yang mengamen, mengemis, kemudian berjualan tisu," ungkap Valen dilansir dari tim detikcom (10/7/2022).
Rumah Belajar Pelangi Nusantara pun menjadi alternatif pendidikan bagi anak-anak di sekitar kolong Rawamangun.
Tidak sedikit dari mereka yang menggunakan sekolah alternatif ini sebagai satu-satunya sumber ilmu.
Sebab, banyak di antara mereka yang kesulitan melengkapi administrasi sekolah karena tidak memiliki akta kelahiran.
Kondisi keuangan keluarga yang serba berkekurangan menjadi motivasi lebih bagi Valent yang tidak mau memungut biaya atas semua jasanya.
Sebaliknya, dengan uang pribadi, Valent sering memberi buku dan alat tulis untuk anak-anak didiknya.
Salah satu orang tua dari anak didik Rumah Belajar Pelangi Nusantara mengaku bersyukur dengan kontribusi Valent.
"Mungkin yang nggak bisa ikut les, ada Kak Valent jadi les. Gratis lagi, kadang-kadang dikasih juga sama Kak Valent," ujar Indri, salah satu orang tua anak didik Rumah Belajar Pelangi Nusantara.
Mengikuti passion-nya sebagai tenaga pendidik, membuat Valent masih ingin bertahan menjadi pengajar sukarela di Rumah Belajar Pelangi Nusantara.
Menopang rasa tanggung jawab yang besar, membuatnya ingin ikut andil dalam hal mencerdaskan anak bangsa.
"Kenapa saya masih bertahan, ya itu tadi karena saya sebagai seorang pendidik, gitu kan. Saya rasa, saya mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk ambil bagian dari mencerdaskan anak bangsa," jelas Valent.
Sampai saat ini, Rumah Belajar Pelangi Nusantara masih bertahan di tempat yang sifatnya sementara.
Valent belum memiliki rencana untuk angkat kaki dari area kolong jembatan Rawamangun karena belum menemukan tempat yang lebih layak untuk anak-anak didiknya.
"Kalau untuk ke depannya sih aku akan tetap di sini, Kak. Karena satu, aku nggak punya tempat. Aku waktu itu sudah izin di tempat lain, tapi belum di-acc ya, belum di-approved sama RT-nya. Jadi ya aku nggak bisa berbuat banyak, gitu. Jadi ya sudah di sini saja deh. Nggak apa-apa pakai terpal," ujarnya. [rsy]