Beberapa sangat terang sehingga dapat dilihat dari jarak yang sangat jauh berukuran puluhan meter jutaan tahun cahaya di mana bintang itu sendiri akan terlalu redup untuk dilihat.
Model data yang dibuat tim sebenarnya memprediksi siklus hidup berbagai jenis bintang untuk mengetahui kecerahan nebula planeter yang terkait dengan massa bintang yang berbeda.
Baca Juga:
Peneliti Pastikan Gunung Berapi Es di Pluto Masih Aktif
"Bintang tua bermassa rendah seharusnya membuat nebula planeter yang jauh lebih redup daripada bintang muda yang lebih masif. Ini telah menjadi sumber konflik selama 25 tahun terakhir," ujar Zijlstra.
Dikutip Science Alert, Minggu (5/9/2021), model 2018 telah memecahkan masalah ini dengan menunjukkan Matahari berada di sekitar batas bawah massa untuk sebuah bintang yang dapat menghasilkan nebula yang terlihat.
Bahkan bintang dengan massa kurang dari 1,1 kali Matahari tidak akan menghasilkan nebula yang terlihat.
Baca Juga:
Jupiter, Planet Terbesar di Tata Surya, Terlihat di Kota Medan
Bintang yang lebih besar hingga tiga kali lebih besar dari Matahari yang akan menghasilkan nebula yang lebih terang.
Untuk semua bintang lain di antaranya, kecerahan yang diprediksi sangat dekat dengan apa yang telah diamati.
"Kami sekarang tidak hanya memiliki cara untuk mengukur keberadaan bintang-bintang berusia beberapa miliar tahun di galaksi-galaksi jauh tapi kami telah menemukan apa yang akan dilakukan Matahari ketika ia mati," tambahnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.