WahanaNews.co | Pakar media sosial dari Drone
Emprit, Ismail Fahmi, membeberkan soal perbincangan
mengenai topik pro dan kontra Permadi Arya alias Abu Janda (AJ) di jagat Twitter.
Dalam sebuah posting-an di Twitter, Ismail mengatakan, klaster kontra dari inisial AJ lebih
mendominasi di tanggal 30 Januari 2021 lalu.
Baca Juga:
Soal Islamofobia, Mahfud MD: Yang Bilang Itu Abu Janda Bukan Pemerintah
Namun, Minggu
(31/1/2021), klaster pro dari AJ terlihat lebih
mendominasi.
Hasil Social Network Analysis (SNA) yang diunggah lewat posting-annya itu
memperlihatkan perbedaan warna pemisah. Hijau menandakan pro, dan merah berarti kontra.
"Abu Janda Strikes Back! Hingga 30 Jan, cluster Kontra AJ (merah,
negatif) jauh lebih besar. Sejak 31 Jan, cluster Pro AJ (hijau, positif) tampak
lebih besar," cuit Ismail di akun pribadinya, @ismailfahmi, Senin (1/2/2021).
Baca Juga:
Abu Janda Sebar Hoax Anies soal ACT, Bamus Betawi: Provokasi!
Sebelumnya, komentar warganet soal Abu Janda menjadi trending topik di Twitter.
Berdasarkan pantauan, tagar #KamiBersamaPermadiArya menjadi trending
topik sejak Senin (1/2/2021) pagi.
Salah satu warganet yang memberikan dukungan kepada Permadi Arya muncul pada cuitan akun
@Geliga__.
Ia mengatakan, Abu Janda
tidak bersalah, dan dia menilai butuh seseorang
seperti Abu Janda untuk menyuarakan perlawanan terhadap intoleransi serta
pemecah belah bangsa.
"Jelas kita butuh seorang @permadiaktivis1 untuk menyuarakan perlawanan
terhadap intoleransi dan pemecah belah bangsa. Abu Janda Tidak Bersalah
#KamiBersamaPermadiArya," ujar @Geliga__.
Namun, banyak juga pihak yang
mengkritik Abu Janda. Salah satunya, akun @7sevenAstra, yang mengatakan Abu Janda sesat dan
ingin mengacak Islam.
Selain itu, netizen
juga ramai mendesak agar Abu Janda ditangkap atas sikap rasialis. Tagar #PermadiAryaBuzzerRasis menjadi paling
populer di Twitter.
Selain itu, ada juga yang menganggap
Abu Janda tidak penting di negeri ini, seperti cuitan pemilik
akun @RezaPah83235722.
Abu Janda tengah menjadi sorotan usai
menyebut Islam sebagai agama pendatang yang arogan.
Hal itu disampaikan saat berdebat
dengan tokoh 212, Tengku Zulkarnain, di Twitter.
Abu Janda sendiri telah
menyampaikan permohonan maaf atas kesalahpahaman selama ini.
Menurut Rofi'i, pihaknya dengan para
Kiai NU yang telah mendengar tabayyun itu dan mengklaim telah memaafkan
Permadi.
Mantan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU), As'ad Said Ali, menyebut Abu Janda sebagai penyusup di tubuh NU.
Bahkan provokasi Abu Janda cukup
merusak organisasi tersebut.
Dia mengatakan, saat
menjadi Ketua Dewan Penasihat Ansor Nahdlatul Ulama, As'ad sempat
mempertanyakan kepada pimpinan GP Ansor tentang Abu Janda, setelah pernyataannya tentang NU dianggap ngawur.
"Kesimpulan saya, dia penyusup ke
dalam Ansor/NU, sehingga perlu ditelusuri kenapa bisa ikut pendidikan kader
Ansor/Banser," tulis As'ad di akun Facebook pribadinya, Sabtu (30/1/2021).
Begitu dicek, kata As'ad, ternyata
tidak ada rekomendasi dari cabang atau wilayah Ansor/Banser yang sesuai dengan
persyaratan untuk diterima sebagai peserta kaderisasi.
Dia mengatakan, Abu Janda
diterima atas rekomendasi seorang tokoh NU dengan pertimbangan prasangka baik,
tanpa mengecek latar belakang Abu Janda.
As'ad mengatakan, Abu Janda bahkan melakukan provokasi hingga merusak lingkungan
NU.
Beberapa pondok pesantren, kata As'ad,
merasa terusik, bahkan menjauhi struktur NU, seperti
di daerah sekitar Bogor.
Menurutnya, pimpinan Banser kala itu mengaku telah menegur Abu Janda. [qnt]