WahanaNews.co | Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan berbagai pihak mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, kelompok masyarakat, dan TNI Angkatan Laut saat ini bahu membahu mengangkut sampah dari laut demi mencapai target tersebut.
“Targetnya pada 2022 kita bisa mengurangi 38,5 persen sampah di laut. Jadi ini berproses sudah, dan saya apresiasi sekali kepada Menteri Kelautan dan Perikanan yang membuat program (Bulan) Cinta Laut,” kata Luhut kepada wartawan pada sela-sela kegiatannya di Nusa Dua, Kamis (27/10).
Baca Juga:
Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Luhut: Bandara Pertama yang Dibangun Tanpa APBN
Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (BCL) yang disebut Luhut merupakan program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI untuk mengurangi sampah di laut dengan melibatkan para nelayan.
Gerakan itu, yang berlangsung di 14 wilayah pesisir di Indonesia selama 1 bulan penuh pada Oktober 2022, melibatkan setidaknya 1.447 nelayan. Sejauh ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan melaporkan ada 67 ton sampah yang berhasil diangkut oleh para nelayan selama kurun waktu hampir 1 bulan.
Luhut pun menyambut baik gerakan itu, yang memberikan alternatif bagi nelayan untuk mengangkut sampah dari laut saat mereka tidak dapat mencari ikan karena cuaca buruk.
Baca Juga:
Luhut Pandjaitan: Pabrik di Jakarta Dipasang Sensor Deteksi Gas Kurangi Polusi Udara
“Satu kilo sampah plastik (dibayar dengan) satu kilo ikan. Itu daya kira, nelayan kita tidak jadi suffering (menderita, red.) sekaligus mereka membersihkan laut,” kata Luhut Binsar Pandjaitan.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono pada puncak acara Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis, menyampaikan 80 persen sampah laut di Indonesia berasal dari darat. Dari jumlah itu, 30 persen di antaranya merupakan sampah plastik.
“Setiap tahunnya, 1,29 juta ton sampah plastik yang dipengaruhi oleh pasang surut ombak masuk ke perairan Indonesia dan berkontribusi terhadap populasi sampah di laut,” kata Trenggono.