WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sakit hati dalam bahasa Indonesia secara kiasan berarti perasaan sakit, terluka, kecewa, atau sedih akibat kejadian yang menyakitkan secara emosional, seperti dikhianati, kehilangan, atau kegagalan besar.
Dalam konteks yang lebih luas, sakit hati juga bisa merujuk pada kondisi patah hati yang bisa memiliki dampak fisik dan psikologis.
Baca Juga:
Anak Perempuan di Bawah Umur Diduga Dicabuli Tetangga, Tersangka Pelaku Bebas Berkeliaran
Nah, jika sudah merasakan sakit hati, menghilangkan trauma akibat sakit hati memang membutuhkan waktu dan usaha.
Namun, hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil dilakukan. Mengutip laman hello.sehat berikutini beberapa langkah yang dapat membantu proses penyembuhan:
1. Hadapi dan Terima Emosimu
Baca Juga:
Eks Kader PDIP Agustiani Tio Ngaku Trauma, Diancam Perintangan Penyidikan
Jangan menekan atau menyangkal apa yang kamu rasakan. Biarkan diri untuk merasakan emosi seperti kesedihan, kemarahan, atau kekecewaan.
Menulis jurnal atau berbicara dengan orang yang kamu percaya dapat menjadi sarana pelampiasan yang sehat.
2. Berhenti Menyalahkan Diri Sendiri
Kita seringkali terpancing untuk menyalahkan diri sendiri atas pengalaman buruk yang terjadi. Padahal, tidak semua hal berada dalam kendali kita, dan kesalahan bukan hanya terletak pada satu pihak saja.
3. Hindari Pemicu yang Menyakitkan
Jika ada hal-hal yang terus mengingatkanmu pada rasa sakit tersebut, seperti media sosial atau tempat tertentu, cobalah menjaga jarak untuk sementara waktu agar fokus pada proses pemulihan.
4. Prioritaskan Diri Sendiri
Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang membahagiakan, seperti berolahraga, bermeditasi, mengejar hobi, atau traveling. Aktivitas ini membantu membangun sudut pandang hidup yang lebih positif.
5. Kembalikan Kepercayaan Secara Perlahan
Jika luka hati berasal dari pengkhianatan atau kekecewaan, jangan takut untuk kembali membuka diri. Memang perlu waktu, namun bukan berarti semua orang akan menyakitimu.
6. Maafkan untuk Kebaikan Dirimu Sendiri
Memaafkan bukan berarti melupakan kejadian buruk, melainkan membebaskan diri dari beban emosi yang justru akan terus melukai diri sendiri.
7. Cari Bantuan Profesional Jika Diperlukan
Apabila trauma terasa terlalu berat untuk diatasi sendiri, tak ada salahnya meminta bantuan dari psikolog atau konselor profesional.
Trauma memang bukan hal yang mudah untuk dilewati, namun kamu bisa sembuh.
Pengalaman ini dapat menjadi bekal berharga untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan, semoga bermanfaat.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]