WahanaNews.co | Pendiri pesan instan Kakao
Corp, Brian Kim atau Kim Beom-su,
mencatatkan kenaikan kekayaan hingga lebih dari US$ 6 miliar tahun ini.
Dia pun jadi orang terkaya di negeri K-Pop ini.
Baca Juga:
Maraknya Konten 'Bahasa Kotor', Ketum PBB Lambok Sihombing: Batak Bermartabat Jaga Etika Moral Ber-Medsos
Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, dengan jumlah kekayaan mencapai US$ 13,4 miliar atau mencapai Rp 192
triliun (kurs: Rp 14.400), Brian menjadi orang terkaya di Korea Selatan dan
menyalip pewaris Samsung, Jay Y Lee, yang
kekayaan bersihnya mencapai US$ 12,1 miliar.
Sebelumnya, saham Kakao memang naik 91% sepanjang 2021 ini, karena ada rencana aksi korporasi di perusahaan tersebut, yakni rencana IPO anak usaha Kakao
Bank.
Dilansir dari Al Jazeera, Analis
Hyundai Motor Securities Co, Kim Hyun-yong, mengungkapkan,
ekspektasi pasar mengalami kenaikan menjelang aksi korporasi ini.
Baca Juga:
Ramai Polemik Agus Salim, Simak Dasar Hukum dan Alur Penggalangan Donasi Menurut Kemensos
"Strategi Kakao mengembangkan bisnis dengan agresif membuat pasar sangat
tertarik. IPO adalah cara yang paling meyakinkan," kata dia, dikutip dari Al Jazeera, Jumat
(30/7/2021).
Dari rencana IPO ini, Kakao Bank Corp akan
melakukan IPO bulan depan dan menargetkan bisa mengantongi 2,6 triliun won (US$
2,3 miliar).
Sebelumnya, Kakao Games Corp sudah melakukan IPO dan meraup dana 384 miliar won.
Brian Kim mendirikan KakaoTalk pada 2010, sebelumnya pada
2006 dia membangun Iwilab.
Layanan KakaoTalk digunakan oleh lebih dari 53 juta pengguna secara global.
Sebanyak 88% dikuasai pasar domestik.
Kakao memang berkembang pesat karena mampu
menghadirkan layanan di bidang sistem pembayaran, perbankan, game dan ride hailing.
Kapitalisasi pasar Kakao di Korea Selatan mencapai US$ 58
miliar.
Pandemi Covid-19 yang
terjadi turut mengerek kinerja Kakao.
Laba bersih Kakao melonjak tiga kali lipat menjadi US$ 209 juta pada kuartal
pertama tahun 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sebagai pengusaha sukses, Kim tidak
berasal dari keluarga yang kaya.
Saat kecil, dia harus
berbagi kamar dengan tujuh anggota keluarga.
Kim adalah satu-satunya anggota
keluarga yang berhasil kuliah di Universitas Nasional Seoul dan menyambi
sebagai guru les privat untuk membayar uang sekolah.
Dia bahkan telah meneken inisiatif Giving Pledge dan berjanji menyumbangkan
sebagian besar hartanya untuk membantu menyelesaikan masalah sosial.
"Tumbuh dalam kemiskinan hingga
usia 30-an, saya menganggap jadi kaya adalah kesuksesan.
Namun setelah saya mendapatkan itu semua, saya merasa kehilangan arah,"
jelasnya. [dhn]