WahanaNews.co | Yayasan Lembaga Kajian Strategis (Lekas) mencatat 500 wanita pekerja seks komersial (PSK) tersebar di sejumlah wilayah di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Ketua Yayasan Lekas, Muksin Zainal Abidin, mengatakan, jumlah tersebut berdasar hasil monitoring yang dilakukan pihaknya.
Baca Juga:
Pria Paruh Baya di Gresik Tewas Mendadak di Warkop Pangku, Ditemukan Obat Kuat
“Saat ini hasil monitoring sekira 500 Wanita Pekerja Seks (WSP) yang berada di Kawasan Wisata Puncak,” ucapnya kepada wartawan, saat ditemui di kantornya, di Ciawi, Kabupaten Bogor, Selasa (2/11/2021).
Menurut Muksin, PSK tersebut tersebar mulai dari wilayah Ciawi, Megamendung, hingga Cisarua.
Muksin mengatakan, pihaknya masih menemukan keberadaan PSK itu di kos-kosan dan kontrakan.
Baca Juga:
Bayar PSK Pakai Uang Palsu Rp1,5 Juta, Kedok Pria di Mamuju Terbongkar
“Bahkan di kos-kosan, dan di kontrakan di beberapa daerah tersebut masih sering ditemukan. Untuk usianya rata-rata masih usia produktif,” tambahnya.
Muksin menerangkan, mayoritas pekerja seks komersial di Puncak itu berasal dari Kabupaten Bogor.
“Wilayah Kabupaten Bogor dan sekitarnya juga sering ditemukan WSP. Namun, ada juga pendatang dari Sukabumi, dan Cianjur,” katanya.
Menurutnya, bukan soal berapa WSP, justru yang harus menjadi perhatian adalah bahaya penyakit yang ditimbulkan dari pekerjaan itu.
“Justru yang menjadi fokus kami yaitu bagaimana bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh Seks komersil tersebut, yaitu HIV AIDS. Itu yang menjadi fokus kami,” tambahnya.
Ia menambahkan, bahkan penambahan dan pengurangan kasus penularan HIV AIDS akan terus bermunculan.
“Untuk tempat prostitusinya dan penularan HIV AIDS sekarang berkurang. Saya harap untuk penyakit AIDS yang berasal dari Wanita Pekerja Seks Komersil terus berkurang. Kami akan terus lakukan pendampingan,” jelasnya.
Menurut Muksin, hal tersebut sebagai salah satu upaya memutus mata rantai penyakit HIV AIDS.
“Kita akan terus mengupayakan zero kasus pada tahun 2030. Forum masyarakat peduli AIDS Jawa Barat dan Kabupaten Bogor dan semua elemen pihak yang terkait akan terus mengupayakan hal tersebut,” tandasnya.
Kampanye Penanggulangan AIDS
Yayasan Lembaga kajian Strategis (Lekas) tetap konsisten bergerak di bidang sosial.
Ketua Lekas, Muksin Zainal Abidin, mengatakan, Yayasan Lekas concern dalam penanggulangan HIV dan AIDS.
“Kita merupakan salah satu lembaga yang bergerak di bidang sosial di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor. Untuk penanggulangan bahaya yang ditimbulkan oleh Seks Komersil tersebut. Di antaranya penyakit HIV AIDS,” ujarnya, saat ditemui wartawan di Kantor Lekas di Ciawi, Kabupaten Bogor, Selasa (2/11/2021).
Muksin menambahkan, Lekas juga selalu mensosialisasikan akan bahaya HIV AIDS.
“Program awalnya untuk mensosialisasikan bahaya yang ditimbulkan oleh HIV AIDS. Karena sering kali penyakit ini sering dianggap hina oleh masyarakat,” tambahnya.
Muksin menambahkan, seiring berjalannya waktu program tersebut sudah mendapat respon yang baik dari Pemerintah Kota Bogor maupun Pemerintah Kabupaten Bogor.
Masih maraknya prostitusi, membuat Yayasan Lembaga Kajian Strategis menemukan beberapa temuan kasus HIV AIDS.
“Dari beberapa temuan semenjak tahun 2012, penyakit HIV AIDS muncul dari pekerja seks komersil. Tidak hanya pekerja seks komersil, temuan-temuan kita dari beberapa kalangan. Mulai dari LSL (Laki suka Laki), kemudian ibu rumah tangga,” tambahnya.
Seringkali, para pekerja seks komersil mendapat cemoohan ketika terdeteksi penyakit HIV AIDS.
Namun, terlepas dari siapa yang melakukannnya, Yayasan Lekas mengungkapkan tidak terlalu memfokuskan.
Hal tersebut membuat Yayasan Lekas terus mengaungkan bahaya yang ditimbulkan dari seks komersil tersebut.
“Untuk di masyarakat ketika mendengar yang terdeteksi HIV AIDS, mereka dicap jelek atau nakal. Padahal tidak hanya menimpa mereka. Khususnya Wanita Pekerja Seks. Saat ini bahaya dari HIV AIDS bisa menyerang di populasi banyak. Mereka juga manusia, kita di sini akan terus lakukan pendampingan seumur hidup bagi mereka yang terdeteksi terkena HIV AIDS,” tandasnya. [qnt]