"Jadi,
saya berharap, peninggalan sejarah seperti ini hendaknya dapat dirawat dan
dijaga, agar bisa diketahui sampai anak cucu yang akan datang," kata
Fatee.
Lokasi
penemuan yang disinyalir bekas pabrik gerabah zaman Majapahit tersebut, tidak
jauh dari kompleks wahana wisata alam Gosari (Wagos).
Baca Juga:
Mengenal Candi Cetho, Tertinggi ke-3 di Indonesia Mengalahkan Borobudur
Di tempat
wisata ini juga terdapat prasasti Butulan yang menceritakan mengenai
pengasingan seorang Pati dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1376 Masehi.
Ketua
pengelola Wagos, Misbakhud Dawam (44), mengatakan, pihaknya bersama
pemerintah Desa Gosari memang tengah berupaya agar situs maupun prasasti yang
terdapat di sekitar kompleks dapat tetap terjaga, demi pelestarian peninggalan
bersejarah untuk pengetahuan generasi mendatang.
"Langkah
kami, salah satunya dengan mendaftarkan situs Gosari sebagai cagar budaya.
Alhamdulillah, tahun kemarin sudah diakui," tutur Dawam.
Baca Juga:
Pelaku Seniman & Budaya Ramaikan Festival Indonesia Bertutur di Borobudur
Untuk situs
Gosari sendiri, kata Dawam, sudah termasuk dalam cagar budaya, melalui SK
Bupati Gresik pada Bulan Juli tahun 2020 dan sudah teregristrasi dalam sistem
nasional cagar budaya nomor CB.1911.
Sementara,
guna menghidupkan kembali pengetahuan masa lalu, maka pihaknya berencana akan
menghidupkan kembali kerajinan dari tanah liat, terutama gerabah. Sekaligus
untuk menambah daya tarik bagi pengunjung Wagos.
"Selain
wisata alam dan buatan, kami juga akan mengajak pengunjung Wagos membuat
kerajinan gerabah yang nantinya bisa dibawa pulang. Sementara, dalam waktu
dekat, kami akan me-launching buku
tentang sejarah prasasti Gosari," kata Dawam. [qnt]