Sejak analisis pertama itu, NASA kemudian melakukan
pendeteksian suhu dengan perangkat lunak satelitnya. Hasil dalam pembaharuan
data tersebut, peneliti menemukan suhu Gurun Lut sebenarnya 10 derajat lebih
tinggi dari yang kita duga.
Sementara itu, Gurun Sonoran juga mencapai titik ekstrem
yang sama panasnya, meski tak seperti Gurun Lut. Ini karena Gurun Sonoran
terletak di bayangan hujan dan ketinggian rendah, sehingga udara memiliki
kesempatan untuk naik dan mendingin.
Baca Juga:
BMKG Wanti-wanti Suhu Panas Ekstrem, Ini Daerah Terparah
Tidak jelas seberapa besar kontribusi perubahan iklim
terhadap suhu ekstrem ini, tetapi hari terpanas yang dicatat oleh satelit telah
terjadi dalam beberapa tahun terakhir, terutama selama La Niña.
"Harapannya penelitian masa depan dapat menjelaskan
tidak hanya bagaimana suhu ekstrem telah berubah di masa lalu, tetapi bagaimana
mereka kemungkinan besar akan mempengaruhi planet kita di masa depan,"
tulis peneliti dalam studi mereka.
Selain menemukan area terpanas di Bumi, analisis baru juga
mengidentifikasi tempat terdingin.
Baca Juga:
Suhu Membara di Medan, BBMKG Prediksi Gelombang Panas Terus Berlanjut
Antartika dengan mudah memenangkan rekor dengan suhu
terendah mencapai -110,9 derajat Celcius, yang 20 derajat lebih rendah dari
perkiraan sebelumnya.
Suhu permukaan Antartika yang dingin merupakan akibat dari
banyaknya sinar matahari yang kembali dipantulkan kembali ke atmosfer oleh
salju dan es.
Selain itu angin kencang dan sistem tekanan rendah secara
bersamaan menurunkan suhu Antartika.