WahanaNews.co | Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) di Taiwan mengungkapkan kisah hidupnya sehari-sehari di Pulau Formosa tersebut.
TKI bernama Dian Aristya itu memang terpantau eksis di kanal YouTube-nya.
Baca Juga:
Jadi Penampungan TKI Ilegal, Manajemen Kalibata City Buka Suara
Konten kehidupan TKI di Negeri Formosa itu pun menarik untuk diikuti.
Terbukti, hingga saat ini, kanal YouTube Dian terus berkembang.
Ia telah di-subscribe oleh 57,7 ribu orang.
Baca Juga:
Cerita Mengharukan, Prabowo Bawa Pulang TKW dari Malaysia yang Sempat Terlantar
Tak hanya aktivitas sehari-hari, Dian juga kerap curhat kepada pengikutnya.
Beberapa waktu lalu, Dian mengungkapkan sebuah pengalaman menarik soal pekerjaannya.
Tak ada angin atau hujan, Dian ditawari bonus sebesar 10.000 NT atau sekitar Rp 5 juta oleh majikannya.
Rupanya, gaji tambahan itu diberikan jika Dian bersedia melayani kakak laki-lakinya.
"Oiya aku mau sedikit cerita ya, aku ditawarin tambahan gaji, bonus Rp 5 juta per bulan, tapi ada pekerjaan tambahan yaitu melayani anaknya akong yang nomor 3, kalo majikanku anak yang nomor 4," ujar Dian, di awal videonya.
Ia pun mengungkap kondisi kakak majikannya yang tak biasa itu.
"Anak yang nomor 3 ini berkebutuhan khusus ya, jadi enggak kayak kita gini normal gitu, maaf cacat dari kecil," tambah Dian.
Dijelaskannya juga bahwa sebelum ini sudah ada seorang perawat yang melayani kakak majikannya itu, namun sudah berhenti.
"Orangnya itu dulunya ada yang jaga, orang Taiwan, datangnya tu setiap satu minggu 3 kali, itu tugasnya bikinin sarapan bersihin gitu-gitu lah ya," kata TKW itu.
"Tapi karena dianya (kakak majikan) tu sering marah-marah, jadi kan takut ya," lanjutnya.
Lebih lanjut, Dian bercerita bahwa kondisi kakak majikannya itu semakin memburuk.
"Karena enggak ada yang ngerawat, dia itu kakinya alergi, dan mungkin juga dia kena struk," ungkap Dian.
"Kata majikannya itu kakinya hampir membusuk karena kan berbulan-bulan engga ada yang rawat, trus dipanggil ambulans, dan dirawat satu minggu dirumah sakit," lanjutnya.
Sebelumnya, majikannya itu juga memiliki rencana untuk membawa kakaknya ke panti jompo namun penuh.
"Trus mau dibawa pulang, karena mau dibawa ke panti tempatnya full," kata Dian.
Majikannya kemudian berbicara empat mata dengan Dian soal kondisi sang kakak.
"Kemudian beliau bilang gini, kalau dia pulang, mau ditidurin disini, ini tempat tidurnya istri akong, tapi kan sudah meninggal jadi kosong, rencananya kalau kakaknya pulang mau tidur sekamar sama aku," jelasnya.
"Terus kondisinya kan susah gerak ya kayak lumpuh separuh, nah aku disuruh melayani dia, mulai dari makan, bersihin, mandiin, buang air kecil air besarnya, nah kayak gitu deh namanya juga orang lumpuh," tambahnya lagi.
"Tapi nanti aku tiap bulan dapat gaji Rp 5 juta, selain gaji pokokku," pungkas Dian.
Wanita asal Trenggalek, Jawa Timur, ini pun tak langsung mengiyakan permintaan bosnya.
Ia mengatakan masih butuh waktu untuk memikirkan itu matang-matang.
"Soalnya akong itu usianya sudah 100 tahun lebih, dan anaknya ini udah 70 tahun ada gangguan mental juga, lumpuh juga, terus aku minta saran ke banyak orang," ujar Dian.
Dian lantas terus terang bahwa dirinya tak sanggup harus merawat dua orang, namun dia mengatakan bersedia merawat jika cuma satu dua hari saja.
"Terus aku bilanglah ke majikan, maaf saya tidak sanggup, kalau cuma merawat satu dua hari menunggu panti kosong itu enggak apa-apa," bebernya. [gun]